digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TS 2021 Eqiu Alkahfi Zakiyah 1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Peningkatan aktivitas masyarakat menyebabkan penurunan kualitas udara ambien. Sektor industri dan transportasi merupakan sektor terbesar penyumbang emisi partikulat. Senyawa partikulat berukuran <2,5 mikron (PM2,5) menjadi pusat perhatian karena memiliki dampak berbahaya terhadap kesehatan terutama pada sistem pernafasan manusia. Kabupaten Cirebon menjadi daerah dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi, hal ini disebabkan Cirebon merupakan wilayah padat transportasi dan memiliki berbagai jenis industri. Salah satu upaya memperbaiki kualitas udara dengan cara melakukan identifikasi sumber emisi PM2,5. Studi ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi PM2,5 diudara ambien dan mengetahui berapa kontribusi trace elemen logam dalam konsentrasi PM2,5 sehingga dapat diidentifikasi kontribusi sumber emisi PM2,5 terhadap konsentrasi PM2,5 yang ada diudara ambien di kecamatan Gempol. Studi dilakukan di tiga lokasi, yaitu desa Kedung Bunder Indah sebagai lokasi utama dengan jumlah sampel yang dibutuhkan 30 sampel, SMPN 1 Gempol dan kantor desa Walahar sebagai lokasi control dengan sampel yang dibutuhkan masing-masing 5 sampel. Sampling dilakukan selama 24 jam per hari. Identifikasi sumber emisi PM2,5 dilakukan dengan menggunakan model reseptor Positive Matrix Factorization (PMF). Hasil pengukuran menunjukkan nilai konsentrasi rata-rata PM2,5 diwilayah Gempol sebesar 49,9±12,25 µg/Nm3. Hasil identifikasi menggunakan model PMF didapatkan sumber emisi PM2,5 diwilayah Cirebon adalah debu jalan/ debu Fe, industri semen, peleburan aki bekas, kendaraan diesel dan campuran pembakaran sampah & sea salt.