digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ANALISA POTENSI PEMANFAATAN KEMBALI CONSTRUCTED WETLAND DALAM MENYISIHKAN KANDUNGAN ORGANIK DAN NUTRIEN PADA LIMBAH CAIR PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Penulis : Vanecia Leony [15317049]
Kontributor / Dosen Pembimbing :
  • Rofiq Iqbal, S.T., M.Eng., Ph.D.
Jenis Koleksi : Tugas Akhir
Penerbit : Teknik Lingkungan
Fakultas : Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Subjek : Sanitary & municipal engineering
Kata Kunci : air limbah, baku mutu, constructed wetland, sistem pengolahan
Sumber : TA JUNI 2021
Staf Input/Edit : Garnida Hikmah Kusumawardana   Garnida Hikmah Kusumawardana
File : 1 file
Tanggal Input : 21 Jun 2021

TA 2021 Venecia Leony 1-Abstrak.pdf5?
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

PT Pupuk Sriwidjaja merupakan perusahaan yang memiliki constructed wetland dalam sistem pengolahan air limbah. Namun saat ini constructed wetland telah dialih fungsikan sebagai emergency pond apabila terjadi luapan pada kolam ekualisasi akibat kondisi shut down. Wetland memiliki kemampuan dalam penyisihan senyawa organik dan nutrien dalam air limbah. Dengan pertimbangan tersebut, dilakukan analisis untuk memanfaatkan kembali constructed wetland. Dilakukan evaluasi kualitas air limbah pada outlet kolam air limbah. Dari evaluasi didapat bahwa NH3-N dan TKN tidak memenuhi baku mutu sehingga menjadi parameter utama dalam penyisihan. Nilai konsentrasi rata-rata kedua parameter diasumsikan sebagai inlet constructed wetland kemudian dilakukan perhitungan dengan pendekatan Reed dan Kadlec-Knight. Dari perhitungan didapat konsentrasi NH3-N adalah 202,95 mg/l (dengan pendekatan Reed) dan 536,48 mg/l (dengan pendekatan Kadlec-Knight). Sedangkan nilai konsentrasi TKN adalah 459,9 mg/l (dengan pendekatan Reed) dan 1215,77 mg/l (dengan pendekatan Kadlec-Knight). Hasil perhitungan tidak memenuhi baku mutu. Efisiensi penyisihan oleh wetland adalah 67,92% (dengan perhitungan Reed) dan 15,2% (dengan perhitungan Kadlec-Knight). Dilakukan analisis pemanfaatan kembali constructed wetland. Dalam upaya memenuhi baku mutu, diperlukan perluasan pada wetland eksisting menjadi 20081,86 m2 dengan kedalaman 1,5 meter. Tipe aliran yang cocok digunakan adalah free water surface flow dengan media tanah. Untuk optimalisasi kinerja wetland, vegetasi yang dapat digunakan adalah Typha latifolia atau Eichhornia crassipes. Untuk menjaga temperatur yang seragam pada seluruh lapisan air diperlukan aerator. Alternatif pengembangan dapat dilihat pada desain constructed wetland. Diperlukan primary treatment, inlet well, dan water control device untuk menunjang efektivitas penyisihan oleh wetland. Alternatif konfigurasi dilakukan dengan menjadikan MS 4 sebagai primary treatment dengan sistem yang dapat dilihat pada diagram alir konfigurasi.

Artikel Terkait