Respon geohazard ataupun pembebanan mekanik selama instalasi dan operasi
pipa secara alamiah sering terjadi dan menyebabkan pertambahan panjang serta
deformasi plastis lain yang berpotensi menyebabkan kegagalan. Beragam
parameter yang berkontribusi untuk menghasilkan solusi berbasis regangan
menjadi lebih kompleks dengan kehadiran riwayat pre-strain. Hingga kini,
panduan berbasis regangan masih terbatas, khususnya pre-strain besar yang
terjadi pada pipa yang diikuti kemudian dengan munculnya cacat berupa retak
atau cacat menyerupai retak. Riwayat pre-strain besar sedemikian dekat dengan
kondisi collapse sehingga evaluasi penjalaran retak stabil dapat diabaikan karena
kuat luluh yang terjadi telah mendekati kuat maksimum.
Dalam penelitian ini respon plastisitas diuji terlebih dulu untuk mengevaluasi
tegangan-regangan zona plastis dan kapasitas regangan sisa di bawah pengaruh
beberapa level pre-strain dan parameter luasan retak. Di sini, spesimen baja pipa
X65 dikenai retak setelah pre-strain dan respon patah dikuantifikasi dari
hubungan jarak bukaan lebar ujung retak terhadap parameter constraint-Qp
dengan memanfaatkan analisis elemen hingga. Regangan maksimum hingga titik
kuat maksimum diukur untuk beberapa level pre-strain dengan urutan pengerjaan
loading-unloading, pemberian retak tumpul, dan reloading. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa kapasitas regangan sisa ?r turun hingga mencapai ?r = 0,4%
saat pre-strain mencapai 5,2%. Selain itu, kurva tegangan-regangan dalam zona
plastis yang dikaji, yakni antara kuat luluh hingga kuat maksimum mendekati linier
karena rasio kuat luluh mendekati kuat maksimum akibat pre-strain. Parameter patah
?-Qp dan diusulkan di sini menjadi bagian dari prosedur penilaian kelayakan pipa
baja dengan cacat yang terjadi setelah pre-strain. Dalam hal ini, berdasarkan
geometri struktur dan cacat yang ditinjau, „kegagalan? berada pada kombinasi
nilai ? > 0,03 mm dan Qp ~ -0.5.