COVER_Joshua Anugerah Purwadi.pdf
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB I_Joshua Anugerah Purwadi.pdf
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB II_Joshua Anugerah Purwadi.pdf
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB III_Joshua Anugerah Purwadi.pdf
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB IV_Joshua Anugerah Purwadi.pdf
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB V_Joshua Anugerah Purwadi.pdf
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
PUSTAKA Joshua Anugerah Purwadi
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
LAMPIRAN_Joshua Anugerah Purwadi.pdf
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
Indonesia merupakan penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Produksi CPO
Indonesia saat ini adalah 48 juta ton/tahun. Jumlah sebesar ini memberikan peluang
bagi Indonesia untuk mengembangkan produk-produk turunan minyak sawit
menjadi bahan kimia nabati (oleokimia). Sebagian besar kebutuhan senyawa
aromatik Indonesia masih dipenuhi dengan cara mengimpor dari luar negeri.
Kapasitas produksi BTX Indonesia saat ini adalah 1.663.000 ton/tahun, sementara
kebutuhan BTX Indonesia adalah 2.565.000 ton/tahun, sehingga impor senyawa
aromatik Indonesia saat ini adalah 902.000 ton/tahun, atau diperkirakan bernilai
1016 juta USD. Hal ini menyebabkan bahwa Indonesia membutuhkan suatu cara
untuk dapat memenuhi permintaan senyawa aromatik dalam negeri dengan
memanfaatkan sumber daya terbarukan. Senyawa aromatik dapat diproduksi
melalui proses perengkahan trigeliserida yang merupakan komponen utama
pembentuk minyak nabati (minyak sawit).
Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB telah mengembangkan
katalis berbasis ZSM5 untuk reaksi perengkahan minyak sawit menjadi senyawa
aromatik. Unjuk kerja katalis ini adalah konversi minyak sawit mencapai 100% dan
perolehan produk cair sekitar 40-45% bergantung jenis katalis yang digunakan.
Perolehan ini masih berpeluang untuk ditingkatkan dengan cara: (1) memodifikasi
katalis sehingga memiliki unjuk kerja optimum menghasilkan perolehan OLP dan
konsentrasi senyawa aromatik maksimum, (2) mengatur kondisi optimum
perengkahan, yakni temperature perengkahan dan WHSV (Bhatia dan Zabidi
2001), (3) mengaromatisasi fasa produk gas samping proses perengkahan minyak
sawit yang sebagian besar terdiri dari olefin dan paraffin ringan.
Pada penelitian ini aromatisasi gas produk perengkahan minyak sawit dilakukan
menggunakan katalis berbasis zeolit yang dimodifikasi dengan ZnO dan Co2O3. Uji
kinerja dilakukan dengan menggunakan reaktor pipa unggun tetap dengan
menggunakan umpan model gas LPG. Rasio C3/C4 gas LPG yang digunakan adalah
1:1. Uji kinerja dilakukan dengan kondisi operasi 600? dan WHSV 1,25
gr/jam.(g-cat) pada tekanan atmosferik.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan katalis ZSM5 untuk proses
meningkatkan perolehan senyawa aromatik, (2) mengembangkan proses
perengkahan minyak sawit 2 tahap dengan menggabungkan proses perengkahan
dan proses aromatisasi olefin dan paraffin ringan untuk menghasilkan senyawa
aromatik. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat digunakan untuk menstubstitusi
kebutuhan BTX nasional melalui proses hilirisasi industri turunan minyak sawit.