ABSTRAK Yuanita Puspita Dewi Sudarso
PUBLIC Ratnasari COVER Yuanita Puspita Dewi Sudarso
PUBLIC Ratnasari BAB 1 Yuanita Puspita Dewi Sudarso
PUBLIC Ratnasari BAB 2 Yuanita Puspita Dewi Sudarso
PUBLIC Ratnasari BAB 3 Yuanita Puspita Dewi Sudarso
PUBLIC Ratnasari BAB 4 Yuanita Puspita Dewi Sudarso
PUBLIC Ratnasari BAB 5 Yuanita Puspita Dewi Sudarso
PUBLIC Ratnasari PUSTAKA Yuanita Puspita Dewi Sudarso
PUBLIC Ratnasari
Penggunaan radioiodin yaitu I-131 sebagai salah satu penanganan kanker tiroid dalam bentuk
terapi sudah banyak digunakan sejak lama. Penggunaan radioiodin yang dimasukkan ke dalam
tubuh menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan keefektifan terapi. Terlebih karena pasien
yang melakukan terapi radioiodin akan diisolasi di rumah sakit dalam kurun waktu tertentu yang
berbeda-beda setiap pasiennya tergantung laju paparan tubuhnya yang terukur, sehingga petugas
kesehatan umumnya akan menganjurkan untuk melakukan banyak aktivitas yang dapat
meningkatkan proses metabolisme tubuh pasien. Oleh karenanya, pada tesis ini dibahas terkait
keamanan dan keefektifan terapi serta pengaruh metabolisme tubuh terhadap penurunan laju
paparan tubuh pasien. Penelitian dilakukan dengan menghitung dosis serap terlebih dahulu dengan
mengukur laju paparan tubuh dan urine pasien dari jarak 1 m di 2, 14, 24 dan 38 jam setelah
pemberian radioiodin. Laju paparan tubuh tersebut digunakan untuk menghitung dosis serap
menggunakan skema MIRD, persentase uptake tiroid yang menunjukkan kemampuan tiroid
menyerap radioiodin dan laju penyerapan dosis di dalam tubuh serta perhitungan BED dan SF dari
terapi yang menunjukkan keamanan dan keefektifan terapi. Selain itu memastikan lebih lanjut
terkait pengaruh metabolisme tubuh, dilakukan perhitungan persentase washing out dari laju
paparan urin dan perhitungan aktivitas urin.
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa persentase uptake tiroid adalah sekitar 8,4-8,7%
yang berada dalam rentang persentase uptake umum yaitu 5-10% menunjukkan bahwa metode
yang diterapkan dapat menggambarkan penyerapan dosis radioiodin dengan cukup baik.
Sementara itu dengan laju penyerapan dosis di tiroid adalah sebesar 0,0054 rad/jam yang
menunjukkan bahwa penyerapan dosis terbanyak berada di tiroid dan sesuai dengan target dalam
terapi sehingga dapat menepis keraguan pasien terkait terapi ini. Dari nilai persentase washing out
diketahui bahwa terdapat perbedaan antara pasien laki-laki dan perempuan dimana pasien laki-laki
memiliki nilai persentase lebih tinggi yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metabolisme
tubuh dalam penyerapan dosis dan penurunan laju paparan tubuh. Kemudian dari nilai BED dan
SF yang didapatkan dalam penelitian ini, yaitu untuk BED rata-rata sekitar 1,15 Gy dan SF rata-rata
sekitar 0,49, menunjukkan bahwa terapi memberikan hasil yang cukup baik dalam mengablasi
kanker tiroid, namun jika diperhatikan kedua nilai tersebut masih dibawah nilai batas yaitu untuk
SF adalah 0,5 sehingga disarankan kepada pasien untuk melakukan treatment tambahan dalam
rentang waktu tertentu yang diatur sesuai dengan persyaratan besar dosis yang diterima dalam
setahun agar jaringan kanker terablasi sempurna. Pernyataan tersebut juga didukung dari
pengamatan dokter terhadap hasil CT dari pasien yang memang menyarankan sebagian besar
pasien untuk mendapatkan treatment tambahan. Sehingga dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa dengan metode yang diterapkan, aspek keamanan dan keefektifan terapi dapat ditentukan
dengan cara yang mudah dan cepat serta dapat menunjukkan hubungan proses metabolisme tubuh
dengan penurunan laju paparan tubuh.