Eksplorasi bangunan kayu di Indonesia selama ini terbatas hanya pada sistem truss
(kolom) karena keterbatasan biaya dan teknologi. Untuk komponen struktural,
material kayu yang digunakan terbatas pada kayu keras karena mempertimbangkan
durabilitas dan kekuatan kayu. Seiring perkembangan metode desain dan teknologi
konstruksi, kemampuan struktural material kayu olahan dari kayu lunak dalam
bentuk balok, plywood, panel, dan balok berlapis (glulam) dapat dieksplorasi.
Material kayu olahan memiliki kemampuan untuk menggubah bentuk struktur
lengkung atau cangkang (shell structure). Terdapat dua pendekatan struktur untuk
membentuk elemen lengkung, yaitu sistem bending-aktif dan bending-inactive.
Istilah bending-aktif berarti bentuk hanya dapat stabil jika mengalami
pembengkokan karena gaya pratekan dan dipengaruhi oleh deformasi elastis dan
bending stress. Sedangkan bending-inactive tidak mengalami deformasi untuk
mencapai bentuk akhir. Kelebihan struktur bending-aktif adalah fleksibilitas untuk
menggubah struktur cangkang (shell) dan kemudahan transportasi dan proses
perakitan. Geometri shell memiliki keunikan dan dapat menggubah struktur
bentang lebar yang cocok digunakan pada bangunan fasilitas komersial.
Tesis ini mengeksplorasi potensi penggunaan material kayu pada bangunan bentang
lebar dengan sistem struktur bending-aktif. Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui secara konseptual bagaimana elaborasi dari geometri, karakteristik
material dan metode konstruksi dari sistem struktur tersebut dapat diterapkan pada
desain arsitektural berupa bangunan fasilitas komersial di kompleks rest area.
Elaborasi dilakukan pada tahapan proses penggubahan dan pencarian bentuk
dengan metode komputasional menggunakan form-finding analysis. Desain yang
diusulkan menggunakan jenis kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) yang
merupakan kayu lunak. Desain yang dihasilkan berupa gridshell. Kesimpulan dari
tesis ini adalah struktur bending-aktif dapat digubah dengan elaborasi proses
pencarian bentuk dan analisis struktur yang mempertimbangkan sifat mekanis
material kayu berupa koefisien lengkung (MoE) dan koefisien geser (shear),
kurvatur permukaan shell yang mempengaruhi bending stress dan deformasi. Friksi
gaya diminimalkan dengan susunan kayu ribbed (berlapis). Gaya pre-stress dapat
menggubah susunan tersebut menjadi bentuk vault/tunnel dengan konfigurasi grid
yang memiliki penggunaan material efisien. Konfigurasi grid optimal didapatkandari proses iterasi dengan analisis struktur Karamba. Diketahui bahwa grid lebih
rapat memiliki kemampuan menggubah kurvatur lebih kecil karena perilaku
struktural gridshell semakin mendekati sistem surface-aktif. Selain itu, metode
konstruksi dan sambungan yang digunakan dapat menjadi alternatif metode
konstruksi gridshell yang relevan.