2021 TS TK 23019007_Al Fattah Suyadi_Cover.pdf
]
PUBLIC Budi Cahyadi
2021 TS TK 23019007_Al Fattah Suyadi_bab1a.pdf)u
EMBARGO  2027-06-04 
EMBARGO  2027-06-04 
2021 TS TK 23019007_Al Fattah Suyadi_bab3.pdf]
EMBARGO  2027-06-04 
EMBARGO  2027-06-04 
2021 TS TK 23019007_Al Fattah Suyadi_bab4.pdf]
EMBARGO  2027-06-04 
EMBARGO  2027-06-04 
2021 TS TK 23019007_Al Fattah Suyadi_bab5.pdf]
EMBARGO  2027-06-04 
EMBARGO  2027-06-04 
2021 TS TK 23019007_Al Fattah Suyadi_Daftar Pustaka.pdf]
EMBARGO  2027-06-04 
EMBARGO  2027-06-04 
Batubara merupakan sumber bahan bakar fosil berbentuk padatan yang sumbernya
sangat berlimpah di Indonesia. Nilai kalorinya yang sangat tinggi membuatnya
bermanfaat dalam berbagai sektor industri, khususnya pembangkit listrik. Namun,
masalah utama dari penggunaan batubara adalah jumlah emisi CO2 tak netral yang
dibebaskan ketika dimanfaatkan. Jika tidak dilakukan upaya pengurangan emisi
CO2 tak netral, hal ini dapat mengurangi jumlah ekspor batubara Indonesia ke luar
negeri yang mulai menerapkan standar emisi CO2. Salah satu metode yang dapat
dilakukan adalah proses kotorefaksi batubara dengan limbah biomassa. Kotorefaksi
merupakan proses dekomposisi bahan organik secara termal dengan sedikit atau
tanpa oksigen dengan bahan baku berupa dua atau lebih secara bersamaan yang
dilakukan pada rentang suhu 200-300?C dengan laju pemanasan yang rendah.
Biomassa yang dikenal memiliki jejak karbon bernilai nol membuatnya
digolongkan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, batubara
hibrida diharapkan memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dan jejak karbon yang
lebih rendah dibandingkan dengan batubara murninya.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji penyediaan energi untuk reaktor drum
beraliran partaian yang dirancang khusus agar memiliki dua ruang, yakni ruang
kotorefaksi dengan mekanisme berputar dan ruang pembakaran yang menyuplai
energi dari pembakaran biomassa. Karakterisasi yang akan dilakukan yaitu analisis
proksimat, ultimat, kadar lignoselulosa, dan nilai kalori. Berdasarkan hasil
penelitian, reaktor drum berkapasitas 250 gr dengan rasio feed-fuel bernilai 1:3
menghasilkan kualitas batubara hibrida yang paling baik dibandingkan dengan
variasi 1:1, 2:3, dan 1:2. Produk yang dihasilkan dari variasi tersebut memiliki nilai
kalori sebesar 5196-5268 cal/g yang tergolong batubara subbituminus B dengan
peningkatan nilai sebesar 12,12-14,72% dari batubara asalnya serta berhasil
mendegradasi senyawa hemiselulosa sebanyak 90,76%. Reaktor drum mempunyai
rentang pengurangan emisi CO2 tak netral yang bernilai relatif sama dengan reaktor
statis pada penelitian sebelumnya, yakni 14,78-17,59% jika dibandingkan pada
rasio feed-fuel 1:3 yang sama. Reaktor drum memiliki perolehan energi dan
perolehan massa yang paling besar jika dibandingkan dengan reaktor statis dengan
nilai berturut-turut pada rentang 73,99–89,16% dan 91,68–94,84%. Hal ini
disebabkan karena distribusi perpindahan panas yang merata menggunakan
ii
mekanisme drum berputar. Berdasarkan perbandingan reaktor drum ITB dengan
reaktor kiln LIPI Bandung, reaktor drum beraliran kontinyu perlu perancangan dan
perhitungan yang presisi untuk mengatur aliran umpan dan penyediaan energi
menggunakan biomassa yang terintegrasi. Secara keseluruhan, reaktor drum
berpotensi untuk ditingkatkan kapasitasnya karena mempunyai aspek keekonomian
dan pengaruh terhadap lingkungan yang lebih baik dalam rangka memproduksi
batubara hibrida.
Kata kunci: biomassa, jejak karbon, torefaksi, batubara hibrida, reaktor drum
berputar