Pasir besi atau titanomagnetit ditemukan di wilayah pesisir pantai Indonesia yang
tersebar dari Aceh hingga pantai utara Papua. Kandungan logam berharga seperti
besi, titanium, dan vanadium belum dimanfaatkan dengan baik karena hingga saat
ini belum ada pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri yang
mampu mengolah pasir besi hingga menjadi produk akhir dengan nilai tambah yang
tinggi. Perusahaan di dalam negeri hanya mampu mengolah pasir besi hingga
menjadi konsentrat. Ulasan literatur ini disusun dengan harapan dapat menjadi
salah satu langkah awal perkembangan teknologi pengolahan dan pemurnian pasir
besi di Indonesia.
Penyusunan ulasan literatur diawali dengan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber dan memperhatikan keakuratan sumber tersebut. Informasi tersebut disusun
berdasarkan alur proses, parameter operasi, perolehan dan kadar produk yang
dihasilkan. Mekanisme reduksi yang terjadi juga dijelaskan lebih lanjut. Hasil
ulasan literatur menunjukkan bahwa pasir besi atau titanomagnetit telah diproses
baik menggunakan teknologi rotary kiln – electric furnace maupun tanur tiup (blast
furnace). Penelitian terus berkembang ke arah teknologi reduksi langsung karena
kemungkinannya untuk menghasilkan terak titanium dengan kadar tinggi. Oleh
karena itu, parameter yang berpengaruh dalam teknologi reduksi langsung
dibandingkan lebih lanjut yang meliputi pengaruh reaktor, reduktor, perlakuan
preoksidasi, temperatur proses, dan pengaruh penambahan bahan imbuh.
Perbandingan berdasarkan jenis reaktor menunjukkan rotary kiln atau rotary hearth
furnace dapat digunakan sebagai reaktor dalam reduksi langsung pasir besi di
Indonesia. Reduktor dalam proses reduksi langsung menggunakan batu bara
bituminous dapat menjadi pertimbangan karena ketersediaannya di Indonesia dan
kemampuannya untuk menghasilkan produk dengan persen perolehan Fe yang
tinggi. Pre-oksidasi dapat dilakukan untuk meningkatkan perolehan Fe pada
produk. Temperatur reduksi yang semakin tinggi juga akan menghasilkan
perolehan Fe yang semakin tinggi. Penambahan bahan imbuh seperti Na2C2O4,
Na2CO3 dan CaCO3 dapat meningkatkan perolehan Fe pada produk akhir. Produk
yang dihasilkan dari proses reduksi langsung dapat dilebur di dalam electric furnace
menghasilkan lelehan besi wantah (pig iron) yang terpisah dari terak titanium.
Selanjutnya, lelehan besi wantah tersebut dibawa ke proses pemisahan vanadium
dan proses pembuatan baja dengan mengembuskan oksigen.