digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Ilham Rafii Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Ilham Rafii Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Ilham Rafii Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Ilham Rafii Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Ilham Rafii Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Muhammad Ilham Rafii Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Ilham Rafii Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Serpih minyak (oil shale) adalah kelompok batuan sedimen klastik halus yang mengandung material organik (kerogen) yang dapat menghasilkan sejumlah cairan serupa minyak ketika diekstraksi. Minyak serpih mirip dengan minyak bumi, dan dapat dimurnikan menjadi banyak zat berbeda, termasuk bahan bakar diesel, bensin, dan gas minyak bumi cair (LPG). Sifat termal serpih minyak dapat dikaji dengan menggunakan thermogravimetric analysis (TGA) dan analisis rock eval. Penelitian ini hanya difokuskan pada karakteristik termal serpih minyak saat proses pirolisis. Lima sampel serpih minyak dari daerah Kiliran Jao Sumatera Tengah diteliti untuk mengetahui perilaku termal dengan pendekatan pirolisis menggunakan perangkat thermogravimetric analysis (TGA) dan rock eval. Perilaku termal ini dapat memberikan gambaran yang dialami oleh serpih minyak selama proses penimbunan di alam, proses buatan, dan lain-lain. Selain itu karakteristik dari serpih Kiliran juga dapat diketahui melalui analisis kandungan TOC yang ada di dalamnnya. Secara karakteristik serpih Kiliran masuk ke dalam tipe I/II dan cenderung menghasilkan minyak. Namun secara tingkat kematangan serpih Kiliran berada dalam kondisi belum matang (mengacu pada parameter Ro dan Tmaks). Hasil TGA menunjukkan bahwa serpih Kiliran mengalami tiga tahapan yaitu prapemanasan, pirolisis dengan hilangnya hidrokarbon dimana pada fase ini kehilangan massa paling besar terjadi dan sebagai target retorting (produksi) serpih minyak, serta pirolisis bahan organik lanjutan dan dekomposisi mineral. Hasil TGA tersebut juga menunjukkan bahwa penurunan kelima massa sampel berbeda. Hal ini disebabkan oleh komposisi serpih minyak seperti kandungan air interlayer, air permukaan, komposisi bahan organik, dan kandungan karbonat.