digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman rempah potensial yang banyak digunakan dalam industri. Potensi produksi pala dalam satu pohon mencapai 800 – 2000 buah/tahun. Bagian pala yang dimanfaatkan adalah bagian daging buah, fuli, dan biji pala. Indonesia merupakan pengekspor pala terbesar di dunia baik dari fuli, biji, dan minyak atsiri pala. Minyak atsiri pala diperoleh melalui proses penyulingan pada daging buah, fuli, dan biji pala dengan perolehan 1 – 18% (ml/g bahan). Minyak atsiri pala merupakan bahan yang banyak dimanfaatkan dalam pembuatan parfum, produk makanan, kosmetik, dan farmasi. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya melihat pengaruh umur petik biji pala, ukuran partikel bahan, dan metode penyulingan/distilasi, yang masing-masing dibandingkan terhadap rendemen dan karakteristik minyak atsiri (densitas, warna, dan aroma). Umur petik biji pala yang digunakan adalah umur petik pala bejo/muda (3 – 4 bulan), media (4 – 5 bulan), dan tua (>5bulan). Ukuran partikel bahan yang digunakan adalah 20, 40, dan 60 mesh. Sementara metode distilasi yang digunakan adalah distilasi uap dan distilasi air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji pala bejo/muda menghasilkan jumlah rendemen rata-rata minyak atsiri terbanyak yaitu mencapai 14,2% (v/wt). Ukuran partikel bahan terbaik adalah ukuran 20 mesh dengan rendemen minyak atisiri pala mencapai 7,4 – 14,2%. Untuk metode penyulingan/distilasi terbaik adalah metode distilasi uap dengan rendemen minyak atsiri sekitar 5,3 – 13% serta aroma, warna, dan densitas yang memenuhi SNI-6-2388-2006.