Pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman rempah potensial yang banyak digunakan
dalam industri. Potensi produksi pala dalam satu pohon mencapai 800 – 2000 buah/tahun.
Bagian pala yang dimanfaatkan adalah bagian daging buah, fuli, dan biji pala. Indonesia
merupakan pengekspor pala terbesar di dunia baik dari fuli, biji, dan minyak atsiri pala.
Minyak atsiri pala diperoleh melalui proses penyulingan pada daging buah, fuli, dan biji
pala dengan perolehan 1 – 18% (ml/g bahan). Minyak atsiri pala merupakan bahan yang
banyak dimanfaatkan dalam pembuatan parfum, produk makanan, kosmetik, dan farmasi.
Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya melihat pengaruh umur petik biji
pala, ukuran partikel bahan, dan metode penyulingan/distilasi, yang masing-masing
dibandingkan terhadap rendemen dan karakteristik minyak atsiri (densitas, warna, dan
aroma). Umur petik biji pala yang digunakan adalah umur petik pala bejo/muda (3 – 4
bulan), media (4 – 5 bulan), dan tua (>5bulan). Ukuran partikel bahan yang digunakan
adalah 20, 40, dan 60 mesh. Sementara metode distilasi yang digunakan adalah distilasi
uap dan distilasi air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji pala bejo/muda menghasilkan jumlah rendemen
rata-rata minyak atsiri terbanyak yaitu mencapai 14,2% (v/wt). Ukuran partikel bahan
terbaik adalah ukuran 20 mesh dengan rendemen minyak atisiri pala mencapai 7,4 –
14,2%. Untuk metode penyulingan/distilasi terbaik adalah metode distilasi uap dengan
rendemen minyak atsiri sekitar 5,3 – 13% serta aroma, warna, dan densitas yang
memenuhi SNI-6-2388-2006.