digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tingginya backlog di Indonesia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk melaksanakan program pengadaan perumahan berskala besar. Dalam beberapa tahun terakhir, rumah prefabrikasi telah dianggap sebagai alternatif yang lebih baik untuk produksi perumahan berskala besar seperti untuk developer atau pemerintah. Rumah prefabrikasi menawarkan durasi konstruksi yang lebih cepat, meningkatkan efisiensi proyek, dan mengurangi limbah konstruksi. Di satu sisi, penyediaan perumahan juga perlu lebih memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan karena perubahan iklim sudah menjadi isu global. Hal ini juga didukung dengan pergeseran perilaku konsumen yang membuat konsumen yang sebagian besar adalah generasi milenial semakin tertarik dengan aspek keberlanjutan lingkungan pada sebuah rumah. Dari fenomena tersebut, sebuah perusahaan rintisan dalam bidang desain, teknik, dan konstruksi yang berbasis riset, Rawhaus, mencoba mengambil peluang bisnis yang menghadirkan konsep rumah mikro prefabrikasi berperforma tinggi dan memiliki aspek berkelanjutan lingkungan sebagai alternatif baru untuk produk rumah di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Rawhaus memiliki pasar yang potensial di Indonesia. Isu bisnis utama adalah bagaimana mendirikan perusahaan Desain, Teknik, dan Konstruksi yang menampilkan konsep rumah mikro prefabrikasi berkinerja tinggi yang berkelanjutan. Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah preferensi konsumen terhadap produk serta sumber daya dan kapabilitas yang dibutuhkan perusahaan. Studi ini juga menganalisis aspek bisnis dalam mendirikan perusahaan desain, teknik, dan konstruksi. Beberapa framework seperti PESTEL dan PORTER's Five Factors digunakan untuk mengevaluasi faktor eksternal yang menjadi permasalahan bisnis dalam mendirikan perusahaan ini. Sedangkan analisis mengenai rantai nilai perusahaan (value chain analysis) dan juga struktur biaya perusahaan digunakan untuk mengevaluasi kondisi internal perusahaan, daya saing sumber daya dan kapabilitas perusahaan, serta rencana keuangan perusahaan. iii Sebagai data primer, penulis melakukan riset pasar kuantitatif melalui kuesioner kepada beberapa calon konsumen. Kuesioner mencakup demografi pelanggan, perilaku pelanggan terkait preferensi mereka terhadap aspek keberlanjutan lingkungan pada rumah, dan persepsi pelanggan terhadap harga produk. Selain itu, wawancara mendalam secara langsung dengan pemilik bisnis juga dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang industri bisnis tersebut. Hasil riset pasar awal menunjukkan bahwa rumah prefabrikasi dengan konsep rumah berperforma tinggi dan berkelanjutan memiliki potensi besar di Indonesia karena fitur keberlanjutan dan konsep minimalis yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan faktor utama yang menarik calon pelanggan. Hasil analisis dari kerangka kerja serta survei pasar awal menjadi basis data bagi penulis dalam merumuskan strategi bisnis, seperti model bisnis kanvas, strategi pemasaran, dan proyeksi keuangan perusahaan yang akan didirikan. Analisis sensitivitas dan analisis skenario juga dilakukan oleh penulis untuk melihat bagaimana beberapa faktor dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan seberapa besar kemungkinan perusahaan akan menghasilkan profitabilitas yang positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada beberapa variabel kunci seperti realisasi kuantitas penjualan, realisasi harga per unit, material langsung untuk produk, biaya tenaga kerja langsung, dan tingkat inflasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tidak hanya kepada Rawhaus Indonesia untuk membangun bisnis, tetapi juga pengembangan penelitian dan teori desain, teknik, konstruksi dan real estate, khususnya mengenai preferensi pelanggan, produk rumah yang berkelanjutan, dan strategi penetapan harga