Tingginya backlog di Indonesia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk melaksanakan
program pengadaan perumahan berskala besar. Dalam beberapa tahun terakhir, rumah
prefabrikasi telah dianggap sebagai alternatif yang lebih baik untuk produksi perumahan
berskala besar seperti untuk developer atau pemerintah. Rumah prefabrikasi menawarkan
durasi konstruksi yang lebih cepat, meningkatkan efisiensi proyek, dan mengurangi limbah
konstruksi. Di satu sisi, penyediaan perumahan juga perlu lebih memperhatikan aspek
keberlanjutan lingkungan karena perubahan iklim sudah menjadi isu global. Hal ini juga
didukung dengan pergeseran perilaku konsumen yang membuat konsumen yang sebagian
besar adalah generasi milenial semakin tertarik dengan aspek keberlanjutan lingkungan pada
sebuah rumah. Dari fenomena tersebut, sebuah perusahaan rintisan dalam bidang desain,
teknik, dan konstruksi yang berbasis riset, Rawhaus, mencoba mengambil peluang bisnis
yang menghadirkan konsep rumah mikro prefabrikasi berperforma tinggi dan memiliki aspek
berkelanjutan lingkungan sebagai alternatif baru untuk produk rumah di Indonesia.
Studi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Rawhaus memiliki pasar yang potensial di
Indonesia. Isu bisnis utama adalah bagaimana mendirikan perusahaan Desain, Teknik, dan
Konstruksi yang menampilkan konsep rumah mikro prefabrikasi berkinerja tinggi yang
berkelanjutan. Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah preferensi
konsumen terhadap produk serta sumber daya dan kapabilitas yang dibutuhkan perusahaan.
Studi ini juga menganalisis aspek bisnis dalam mendirikan perusahaan desain, teknik, dan
konstruksi. Beberapa framework seperti PESTEL dan PORTER's Five Factors digunakan
untuk mengevaluasi faktor eksternal yang menjadi permasalahan bisnis dalam mendirikan
perusahaan ini. Sedangkan analisis mengenai rantai nilai perusahaan (value chain analysis)
dan juga struktur biaya perusahaan digunakan untuk mengevaluasi kondisi internal
perusahaan, daya saing sumber daya dan kapabilitas perusahaan, serta rencana keuangan
perusahaan.
iii
Sebagai data primer, penulis melakukan riset pasar kuantitatif melalui kuesioner kepada
beberapa calon konsumen. Kuesioner mencakup demografi pelanggan, perilaku pelanggan
terkait preferensi mereka terhadap aspek keberlanjutan lingkungan pada rumah, dan persepsi
pelanggan terhadap harga produk. Selain itu, wawancara mendalam secara langsung dengan
pemilik bisnis juga dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
industri bisnis tersebut. Hasil riset pasar awal menunjukkan bahwa rumah prefabrikasi
dengan konsep rumah berperforma tinggi dan berkelanjutan memiliki potensi besar di
Indonesia karena fitur keberlanjutan dan konsep minimalis yang ditawarkan oleh perusahaan
merupakan faktor utama yang menarik calon pelanggan. Hasil analisis dari kerangka kerja
serta survei pasar awal menjadi basis data bagi penulis dalam merumuskan strategi bisnis,
seperti model bisnis kanvas, strategi pemasaran, dan proyeksi keuangan perusahaan yang
akan didirikan. Analisis sensitivitas dan analisis skenario juga dilakukan oleh penulis untuk
melihat bagaimana beberapa faktor dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan
seberapa besar kemungkinan perusahaan akan menghasilkan profitabilitas yang positif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan pada beberapa variabel kunci seperti realisasi kuantitas penjualan,
realisasi harga per unit, material langsung untuk produk, biaya tenaga kerja langsung, dan
tingkat inflasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tidak hanya kepada
Rawhaus Indonesia untuk membangun bisnis, tetapi juga pengembangan penelitian dan teori
desain, teknik, konstruksi dan real estate, khususnya mengenai preferensi pelanggan, produk
rumah yang berkelanjutan, dan strategi penetapan harga