digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Museum sebagai lembaga edukatif yang informatif mengemban tugas untuk memelihara, melindungi,mengembangkan, dan mengkomunikasikan koleksi kepada masyarakat. Maka, untuk mencapai fungsinya secara maksimal, ruang pamer menjadi aspek yang vital. Tata ruang pameran, perletakkan koleksi, sirkulasi, alur pengunjung, dan fasilitas-fasilitas pendukung penyajian masih menjadi permasalahan yang ditemukan pada museum di Indonesia, tak terkecuali Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara. Museum ini masih kurang mengintensifkan ruang pamerannya sehingga permasalahan-permasalahan umum yang biasa ditemukan pada museum berkonsep tradisional ditemukan. Beberapa permasalahan tersebut mencakup tata ruang pamer yang belum terkonsep dengan baik, serta permasalahan pada alur dan sirkulasi sehingga penyajiannya kepada masyarakat tidak maksimal. Provinsi Sumatra Utara sendirisebagai wadah dari delapan etnis yang kaya akan keberagaman, menjadikan Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara memerlukan suatu pendekatan yang seharusnya diterapkan untuk dapat mengoptimalkan penyajian ruang pamer yang edukatif serta informatif, yakni dengan pendekatan tata ruang naratif dan interaktif.Membangun cerita dalam penyajian ruang pamer menjadi hal yang penting untuk membangun komunikasi antara pengunjung dan objek. Narasi dalam arsitektur menimbulkan pemaknaan melalui pengalaman. Dengan adanya narasi, cerita pada ruang akan mudah tersampaikan melalui konteks, konten, skenario, pesan dan pengalaman pengunjung. Dalam menerapkan kelima aspek tersebut, pengunjung akan merasa menjadi bagian dari cerita dan merasakan pengalamannya secara langsung. Pengalaman tersebut akan lahir dengan adanya sarana interaktif yang menunjang aspek cerita yang disajikan.Dalam melakukan penelitian ini, metode yang digunakan merupakan metode kualitatif yang terangkum dalam design thinking. Melalui design thinking, dilaksanakan tahap pertama dan kedua yaitu empathizedan defineuntuk memahami masalah dalam penataan ruang pamer pada Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara dan pemahaman tentang pendekatan tata ruang naratif yang didapatkan melalui observasi, wawancara dan studi literatur. Setelah didapatkan duduk permasalahannya, dilakukan tahapan ideatedan prototype, untuk mengeksplor ide-ide baru dan pembaharuan desain sebagai pemecahan masalah, dengan menerapkan pendekatan tata ruang naratif yang berfokus pada penyusunan konten ruang pamer baru, penyusunan plot, penentuan dramatic arc, penentuan konsep penyajian, media naratif hingga perkiraan waktu kunjung. Dalam tahap ideate dan prototypelebih lanjut diambil satu studi kasus yakni ruang pamer etnis Nias. Kemudian diakhiri dengan tahap evaluate, yaitu penilaian yang dilakukan melalui kuesioner kepada beberapa pihak tertentu sebagai evaluasi. Dari penelitian ini menghasilkan proses penerapan tata ruang naratif yang dapat membangun cerita etnisitas dalam ruang pamer Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara melalui konten, plot, konsep dan media pamer naratif. Dengan tata ruang naratif, pengalaman dari ruang pamer akan menjadi lebih maksimal dengan dihadirkannya pemaknaan ruang yang akan membangun narasi secara mendetail. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil evaluasi perbandingan ruang pamer eksisting dengan ruang yang telah diterapkan desain tata ruang naratifnya. Ruang pamer dengan tata ruang naratif masuk dalam kategori sangat baik, dibandingkan ruang pamer eksisting. Perolehan nilai ini selain dari tampilan ruang pamer, juga karena keberagaman media pamer yang dapat membangun narasi ruang menjadi lebih maksimal. Ketika pengunjung masuk menjadi bagian dari cerita, informasi, edukasi,hiburan, dan pesan yang ingindihadirkan akan lebih mudah dipahami. Sehingga menciptakan ruang pamer museum yang sesuai dengan tata ruang naratif dan interaktif