Sistem struktur yang ringan dan estetis menjadi topik yang populer di bidang
teknologi bangunan. Salah satu sistem struktur yang memenuhi kriteria tersebut
yaitu sistem struktur tensegrity. Sistem ini pada umumnya hanya sebagai sculpture,
namun sistem ini memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan sistem struktur
lain. Oleh karena itu fenomena ini perlu diangkat dan dimunculkan untuk tujuan
pengembangan sistem struktur tensegrity yang reliable pada praktik di masa depan.
Selama beberapa dekade terakhir sistem ini telah banyak diteliti melalui disiplin
arsitektur, namun pengembangan perihal material membran polyester sebagai
pengganti sling baja tergolong baru dan masih sangat sedikit dilakukan. Fenomena
tersebut akan dikembangkan dalam penelitian ini melalui metode studi maket dan
komputasi. Rancangan penelitian dibagi menjadi empat bagian, yakni studi maket
dengan eksperimen beberapa kain, studi simulasi dengan metode komputasi,
konseptual sambungan berupa model sambungan, dan metode membangun berupa
tahap-tahap membangun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap
bahwa material membran polyester dapat menggantikan peran sling baja dan
penerapannya terhadap kubah geodesik. Hasil penelitian mengungkap beberapa
temuan. Pertama, material membran dapat menggantikan peran sling baja pada
sistem struktur tensegrity. Kedua, dari dua frekuensi kubah geodesik yang
dianalisis, kubah dengan frekuensi 1 yang paling optimal dan efisien untuk
konstruksi di lapangan, sedangkan kubah dengan frekuensi 2 yang paling kokoh
secara kekakuan. Ketiga, terdapat tiga usulan konsep sambungan dengan berbagai
macam kelebihan dan kekurangan. Keempat, menjabarkan metode membangun
dengan rangkaian tahapan-tahapan membangun.