digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

CV. Bungsu Pratama Mandiri merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Bandung yang memproduksi berbagai merk lokal seperti Brodo, Donatello, Winshor, dll. Peran perusahaan ini dalam bisnis berbagai merk sepatu adalah sebagai pembuat sepatu. Prosesnya mulai dari pengadaan material, produksi, hingga pengepakan yang kemudian dikirim ke gudang masing-masing merek. Sejak tahun 2016, perusahaan mulai memproduksi sepatu merek Brodo dengan sepatu bot dan parang (parang) yang masih berlangsung hingga saat ini. Brodo adalah buyer terbesar CV. Bungsu Pratama Mandiri yang memiliki jumlah order terbanyak dibandingkan merek lain yang bekerjasama dengan perusahaan untuk memproduksi sepatunya. Masalahny adalah perusahaan gagal mencapai target produksi sesuai permintaan pembeli. Sehingga pengiriman barang jadi ke gudang pembeli tertunda. Ini mempengaruhi waktu restock barang di pengecer. Sehingga pengecer sering kehabisan stok barang dalam beberapa waktu. Hal ini terjadi pada semua buyer seperti Brodo, Donatello, dan Winshor yang sering kehabisan stok barang. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber penyebab yang mengakibatkan kegagalan pencapaian target produksi. Kemudian memberikan rekomendasi kepada CV. Brodo Pratama Mandiri untuk mengatasi masalah tersebut. Karena Brodo merupakan pembeli terbesar bagi perusahaan, maka penulis menjadikan Brodo sebagai fokus penelitian. Dengan kata lain solusi yang diberikan khusus untuk produksi sepatu Brodo. Namun solusi yang diberikan tetap dapat diterapkan pada proses produksi sepatu merek lain karena masalah yang mereka hadapi sama. Berdasarkan hasil analisis pada fishbone diagram dan analisis 5 why, terdapat 3 hal yang menjadi akar penyebab gagalnya pencapaian target produksi. Tiga hal tersebut adalah; tidak ada kesepakatan kontrak, tidak tahu bagaimana mengukur beban kerja, dan tidak adanya pemetaan aktivitas yang berjalan di lantai produksi. Pencarian solusi dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode Value Focused Thinking (VFT) dan metode Systematic Inventive Thinking (SIT) untuk menghilangkan akar penyebab yang teridentifikasi. VFT digunakan untuk mengidentifikasi variabel apa saja yang terdapat dalam masalah tersebut, dan SIT digunakan untuk mencari alternatif pemecahannya. Alternatif solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah kegagalan pencapaian target produksi adalah; membuat kesepakatan kerja, memberikan pelatihan time study, standarisasi jam kerja, dan membuat Gantt Chart untuk memetakan kegiatan di lantai produksi