ABSTRAK Ainunnisa Aulia Alfatihah
PUBLIC Irwan Sofiyan
COVER Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ainunnisa Aulia Alfatihah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pemerintah Nusa Tenggara Barat melalui RUED Provinsi secara konsisten mulai
mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan listrik yang disuplai dari pembangkit listrik
berbasis energi terbarukan. Salah satu sumber energi yang berpotensi dikembangkan adalah
arus pasang surut. Selat Alas merupakan salah satu perairan potensial di Nusa Tenggara yang
dapat dijadikan lokasi pembangkit listrik tenaga arus pasang surut. Sehingga, akan dilakukan
studi potensi dengan mensimulasikan model hidrodinamika dan meninjau pembangkitan arus
pasang surut pada area potensial. Dari simulasi tersebut akan dilakukan perencanaan ladang
pembangkit untuk memenuhi proyeksi selisih kebutuhan listrik Kabupaten Sumbawa Barat
pada tahun 2050 sebesar 82,30 GWh dalam satu tahun. Berdasarkan analisis, koordinat 8,640º
LS, 116,702º BT merupakan lokasi yang paling optimal untuk dijadikan lokasi ladang
pembangkit dengan median kecepatan arus sebesar 0,82 m/s. Perhitungan daya listrik mengacu
pada Sustainable Energy of Ireland dan pemilihan instrumen pembangkit mengacu pada data
Final Survey and Characterization Tidal in Stream Energy Conversion (TISEC) Devices. Dari
analisis, dipilih TidEL yang dikembangkan oleh SMD Hydrovision Company sebagai
instrumen pembangkit. Daya teoritis tahunan yang dihasilkan oleh lokasi potensial adalah 0,13
GW per unit instrumen. Setiap instrumen menghasilkan daya teknis tahunan sebesar 0,028 GW
yang setara dengan 16,22 GWh per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan listrik maka dibutuhkan
7 unit instrumen TidEL. Dengan estimasi operasi ladang pembangkit dimulai pada tahun 2025,
untuk periode investasi selama 25 tahun didapatkan harga jual listrik sebesar Rp8.272/kWh.
Harga tersebut masih 3 kali lipat lebih mahal dari BPP pembangkitan sistem Tambora sehingga
listrik tidak dapat dijual ke PLN. Meskipun saat ini teknologi pembangkit listrik tenaga arus
pasang surut belum dapat memberikan nilai finansial secara komersil, namun seiring
berkembangnya teknologi dapat terjadi penurunan harga instrumen dan pemeliharaannya yang
cukup besar sehingga teknologi ini memungkinkan untuk dikembangkan dan dilakukan secara
komersil di masa mendatang.