Penelitian ini bertujuan menguji sistem pendingin pasif thermosiphon untuk diterapkan
pada panel surya (photovoltaic array). Tim peneliti terdahulu telah berhasil menguji
prototipe skala laboratorium sistem pendingin pasif thermosiphon, untuk meningkatkan
performa modul photovoltaic (PV) tunggal di atap Gedung Riset dan Inovasi (PAU)
ITB. Pada penelitian ini pengujian sistem pendingin pasif thermosiphon dilakukan di
waduk Saguling, Jawa Barat dengan tujuan untuk mengetahui kinerja pada kondisi di
lapangan. Pengujian pada penelitian ini dilakukan pada tiga kondisi yaitu pengujian
darat, pengujian terapung normal (tanpa sistem pendingin pasif thermosiphon), dan
pengujian terapung thermosiphon. Parameter yang menjadi perhatian diantaranya
temperatur, daya dan efisiensi panel surya dari tiga kondisi pengujian. Pada kondisi
pengujian terapung thermosiphon, panel surya dan sistem pendingin pasif thermosiphon
dipasang pada struktur apung yang didesain secara khusus untuk mengakomodasi
pemasangan sistem pendingin dengan kemampuan apung yang optimal. Dari hasil
pengujian di lapangan, panel surya memiliki temperatur kerja rata – rata paling tinggi
pada saat pengujian darat yaitu 51,61°C. Untuk pengujian terapung normal, panel surya
memiliki temperatur rata – rata 49,57°C. Pada pengujian terapung thermosiphon, panel
surya memiliki temperatur rata – rata paling rendah, yaitu pada 41,11°C. Hasil tersebut
menunjukkan sistem pendingin pasif thermosiphon dapat bekerja dengan baik ketika
diterapkan untuk sistem yang lebih besar. Penurunan temperatur kerja diikuti dengan
peningkatan performa panel surya. Dari hasil pengujian terapung normal, diperoleh
prosentase peningkatan daya dan efisiensi keduanya sebesar 7,49%. Untuk pengujian
terapung thermosiphon, diperoleh prosentase peningkatan daya dan efisiensi masing –
masing sebesar 11,85 dan 11,02%. Pemasangan sistem pendingin pasif thermosiphon
mampu memberikan kenaikan daya dan efisiensi masing masing 4,36 dan 3,53% lebih
besar dibandingkan panel surya terapung tanpa pendingin.