Kinerja modal kerja yang tidak memuaskan, karena arus kas operasi yang negatif menandakan
adanya masalah yang ada pada proses bisnis internal. Sementara itu, pandemi COVID-19
membuat manajemen lebih bijak dalam mengambil keputusan, terutama untuk mendukung
pengelolaan modal kerja yang lebih baik. Mereka tidak dapat selamanya bergantung pada
struktur permodalan yang agresif. Sejalan dengan itu, manajemen berkomitmen untuk
melakukan perbaikan operasional yang berkaitan dengan pengelolaan modal kerja. Keputusan
ini melatarbelakangi penelitian ini, untuk mengidentifikasi dan menganalisis akar
permasalahan dan rencana perbaikan terhadap permasalahan tersebut. Investigasi lebih lanjut
mengenai masalah bisnis dilakukan dan rekayasa ulang proses bisnis melalui 3 kerangka Ss
keras dipilih sebagai desain penelitian. Kerangka kerja ini didekati karena kemampuannya
dalam memetakan proses menyeluruh dan menghubungkannya satu sama lain. Sederhananya,
kombinasi ide-ide perbaikan atas aktivitas yang tidak efektif dan tidak efisien ini dapat
digabungkan sementara juga diatur agar selaras dengan arah organisasi. Penelitian ini
dilakukan melalui wawancara semi terstruktur untuk menggali kondisi perusahaan dan
menggunakan data sekunder untuk mengumpulkan informasi dan memperkuat bukti. Adapun
temuan yang terjadi selama penelitian setidaknya terdapat 14 kegiatan yang tidak efektif dan
efisien, yang kemudian dilakukan analisis akar penyebab untuk menentukan sumber masalah
yang harus dihilangkan, sehingga rangkaian masalah sebelumnya bisa juga diselesaikan. Dari
temuan tersebut disarankan untuk memperbaiki aspek-aspek yang meliputi strategi, struktur,
dan sistem sebagai upaya perbaikan yang terorganisir seperti manajemen produksi,
manajemen piutang, manajemen hutang, serta pengendalian dan pemantauan arus kas.
Manajemen produksi dibagi menjadi percepatan produksi, pencegahan persediaan berlebih,
dan pemeliharaan terjadwal. Pengelolaan piutang terdiri dari percepatan penagihan dan
peningkatan kualitas kontrak. Manajemen hutang meliputi penundaan pembayaran kepada
subkontraktor, peningkatan kualitas pengadaan, dan perjanjian pengadaan jangka panjang.
Terakhir, kontrol & pemantauan arus kas sebagai agregasi dari beberapa integrasi informasi.
Penelitian dibatasi pada 3 Hard Ss untuk mendukung perhatian dan komitmen manajemen
dengan kebutuhan mendesak.