digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gunung Klabat merupakan gunungapi strato tipe B berumur Kuarter atau tepatnya 200.000 tahun lalu yang terletak di Sulawesi Utara. Pada umumnya, gunungapi berumur Kuarter seperti ini akan menghasilkan sistem panas bumi yang ditunjukkan oleh kemunculan manifestasi termal di permukaan. Akan tetapi, tidak terdapat manifestasi termal yang muncul di sekitar Gunung Klabat dan hanya muncul mataair dingin. Penelitian ini bermaskud untuk memahami kondisi geologi dan hidrogeologi dalam memperkirakan penyebab tidak munculnya manifestasi termal di sekitar Gunung Klabat, sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi struktur geologi tertimbun, memperkirakan ketebalan produk erupsi impermeable, dan memperkirakan keterdapatan akuifer air dingin di sekitar Gunung Klabat yang mungkin berkaitan dengan fenomena tidak hadirnya manifestasi termal aktif disini. Metode yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis data CO2 – Hg tanah dan gravitasi, pemetaan geologi, dan analisis geokimia air. Hasil dari analisis data CO2 – Hg dan gravitasi adalah peta struktur geologi pra-lapangan. Hasil analisis tersebut akan didukung dengan hasil analisis pola aliran sungai dan kemiringan lereng serta divalidasi dengan pemetaan geologi. Hasil dari pemetaan geologi adalah peta geologi dan penampang geologi yang digunakan untuk memperkirakan ketebalan litologi impermeable dari Gunung Klabat. Hasil dari analisis geokimia air adalah peta anomali mataair dingin. Hasil seluruh analisis ini akan diintegrasikan dan digambarkan dalam bentuk model konseptual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sesar yang diinterpretasikan menembus ke reservoir, tetapi di dekat permukaan, sesar ini tertimbun oleh produk erupsi yang lebih muda sehingga fluida tidak muncul sebagai manifestasi termal di permukaan. Litologi impermeable yang berupa batuan andesit dengan ketebalan >1000 m menghalangi fluida reservoir muncul ke permukaan, sehingga fluida tersebut mengalir ke dalam akuifer air dingin di bawah permukaan. Kehadiran akuifer air dingin berupa batuan breksi piroklastik, breksi pumis, dan ignimbrit pada kedalaman ±5 m dibawah permukaan tanah menyamarkan kemunculan manifestasi termal di permukaan sehingga manifestasi yang ditemukan di permukaan berupa mataair dingin yang memiliki anomali.