Gunung Klabat merupakan gunungapi strato tipe B berumur Kuarter atau tepatnya
200.000 tahun lalu yang terletak di Sulawesi Utara. Pada umumnya, gunungapi
berumur Kuarter seperti ini akan menghasilkan sistem panas bumi yang
ditunjukkan oleh kemunculan manifestasi termal di permukaan. Akan tetapi, tidak
terdapat manifestasi termal yang muncul di sekitar Gunung Klabat dan hanya
muncul mataair dingin. Penelitian ini bermaskud untuk memahami kondisi
geologi dan hidrogeologi dalam memperkirakan penyebab tidak munculnya
manifestasi termal di sekitar Gunung Klabat, sedangkan tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi struktur geologi tertimbun, memperkirakan
ketebalan produk erupsi impermeable, dan memperkirakan keterdapatan akuifer
air dingin di sekitar Gunung Klabat yang mungkin berkaitan dengan fenomena
tidak hadirnya manifestasi termal aktif disini. Metode yang digunakan pada
penelitian ini meliputi analisis data CO2 – Hg tanah dan gravitasi, pemetaan
geologi, dan analisis geokimia air. Hasil dari analisis data CO2 – Hg dan gravitasi
adalah peta struktur geologi pra-lapangan. Hasil analisis tersebut akan didukung
dengan hasil analisis pola aliran sungai dan kemiringan lereng serta divalidasi
dengan pemetaan geologi. Hasil dari pemetaan geologi adalah peta geologi dan
penampang geologi yang digunakan untuk memperkirakan ketebalan litologi
impermeable dari Gunung Klabat. Hasil dari analisis geokimia air adalah peta
anomali mataair dingin. Hasil seluruh analisis ini akan diintegrasikan dan
digambarkan dalam bentuk model konseptual. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat sesar yang diinterpretasikan menembus ke reservoir, tetapi di
dekat permukaan, sesar ini tertimbun oleh produk erupsi yang lebih muda
sehingga fluida tidak muncul sebagai manifestasi termal di permukaan. Litologi
impermeable yang berupa batuan andesit dengan ketebalan >1000 m menghalangi
fluida reservoir muncul ke permukaan, sehingga fluida tersebut mengalir ke dalam
akuifer air dingin di bawah permukaan. Kehadiran akuifer air dingin berupa
batuan breksi piroklastik, breksi pumis, dan ignimbrit pada kedalaman ±5 m
dibawah permukaan tanah menyamarkan kemunculan manifestasi termal di
permukaan sehingga manifestasi yang ditemukan di permukaan berupa mataair
dingin yang memiliki anomali.