ABSTRAK Mariano Nathanael
PUBLIC Ratnasari COVER Mariano Nathanael
PUBLIC Ratnasari BAB 1 Mariano Nathanael
PUBLIC Ratnasari BAB 2 Mariano Nathanael
PUBLIC Ratnasari BAB 3 Mariano Nathanael
PUBLIC Ratnasari BAB 4 Mariano Nathanael
PUBLIC Ratnasari BAB 5 Mariano Nathanael
PUBLIC Ratnasari PUSTAKA Mariano Nathanael
PUBLIC Ratnasari
Salah satu sumber energi yang terbarukan di Indonesia adalah panas bumi. Potensi
dari sumber energi panas bumi ini sangat besar, yaitu mencapai 40% dari potensi
panas bumi di dunia yang tersebar di 299 lokasi di seluruh Indonesia (Sugiharta
dkk., 2016:3). Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan dalam pencarian
daerah potensi panas bumi adalah metode magnetik. Metode ini dilakukan
berdasarkan pengukuran anomali geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan
kontras suseptibilitas magnetik dari daerah yang disurvei (Broto dan Putranto,
2011). Melalui pengolahan data magnetik dengan menggunakan pendekatan
forward modelling dapat diperoleh dugaan struktur geologi di bawah permukaan
daerah “X”. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak Surfer 16 dan Magpick
untuk melakukan transformasi data magnetik berupa transformasi kontinuasi ke
atas dan transformasi reduksi ke kutub. Peta kontur yang dihasilkan diiris dalam 3
irisan yang saling berpotongan dan data setiap irisan diolah dengan pendekatan
forward modelling menggunakan perangkat lunak Mag2dc yang memakai metode
trial and error. Kedalaman pemodelan adalah 1000 meter dan error pemodelan
untuk ketiga slice A-B, A-C, dan A-D masing-masing diperoleh sebesar 3,82%,
5,06% dan 2,89%. Analisis hasil pemodelan ketiga irisan menghasilkan model yang
saling bersesuaian satu sama lain. Ditemukan beberapa lapisan batuan, lapisan
permukaan diduga berupa batuan sedimen dolomit (suseptibilitas 0,001 dalam
satuan SI), lalu di bagian bawah diduga sebagai batuan gamping (suseptibilitas
3,000 dalam satuan SI), yang dapat menjadi batuan penudung dari sumber panas
bumi dan juga batuan dengan nilai suseptibilitas negatif (-0,01 SI sampai -1,494
dalam satuan SI), yaitu batuan yang diduga sebagai batuan yang mengalami alterasi
sehingga terjadi penurunan nilai suseptibilitas magnetik batuan. Hal ini
mengindikasikan terdapatnya adanya aliran fluida yang panas dari sumber panas
bumi yang ada di bawah permukaan atau bisa juga mengindikasikan daerah sumber
panas bumi itu sendiri. Pada irisan A-B juga ditemukan adanya daerah patahan,
yang mengindikasikan patahan tersebut disebabkan oleh tekanan panas bumi yang
ada di bawah permukaan daerah “X”.