Daerah pedesaan terkenal dengan sumber daya alamnya seperti bertani, beternak, dan produksi rumah
jajanan keripik buah & masakan tradisional Indonesia, begitu pula desa Sukadana Baru di Lampung
Timur. Jumlah areal tanam, produk pangan, dan produk pangan lokal di Desa Sukadana Baru tidak
sebanding dengan minimnya saluran penjualan. Sehingga Cap Ajam Djago hadir untuk menjadi partner
UMKM dan petani lokal dalam memasarkan produk-produk tersebut. Visi perusahaan adalah menjadi
pemasok makanan ringan lokal dan bumbu tradisional terbaik di Indonesia dengan misi memberdayakan
UMKM lokal. Cap Ajam Djago fokus pada produk makanan tradisional dan distribusi bahan mentah
dari daerah pedesaan. Produk utama Cap Ajam Djago adalah keripik, sambal, dan bumbu bubuk.
Namun, sebagai pendatang baru di industri makanan ringan lokal dan bumbu tradisional membuat merk
Cap Ajam Djago memiliki kesadaran merk yang rendah dibandingkan kompetitor.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan kesadaran
merk Cap Ajam Djago dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Studi literatur, analisis
internal dan eksternal kemudian diterapkan untuk menganalisis kondisi dan posisi perusahaan saat ini.
Untuk analisis internal Cap Ajam Djago akan menerapkan Analisis STP, Marketing Mix 4Ps dan
Porter’s Value Chain sedangkan untuk analisis eksternal menggunakan Porter’s Five Forces dan
Analisis Kompetitor. Data yang sudah terkumpul dari hasil analisis internal dan eksternal tersebut
kemudian dianalisis menggunakan Analisis SWOT dan analisis situasi bisnis yang menggunakan
metode wawancara mendalam dan kuesioner untuk mengetahui persepsi pasar.
Hasil dari analisis internal menunjukkan bahwa kelemahan perusahaan ada pada produk yang mudah
ditiru, media sosial tidak terkelola, tidak adanya toko, dan pendatang baru di industri. Hasil dari analisis
eksternal menunjukkan bahwa adanya ancaman pada kompetitor baru, ancaman subtitute product yang
tinggi, dan kualitas produk dari penyuplai yang tidak konsisten. Hasil dari analisis situasi bisnis
menunjukkan dibutuhkannya kampanye makanan sehat dan label asal daerah kurang menarik. Peneliti
lalu membuat strategi pemasaran baru bernama Marketing Mix—3Ps yang berisikan 3 indikator
pemasaran yaitu Persepsi, Promosi, dan Produk. Implementasi Marketing Mix—3Ps pada perusahaan
dimulai dari minggu pertama bulan Oktober 2020 hingga akhir Desember 2020.