digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah pedesaan terkenal dengan sumber daya alamnya seperti bertani, beternak, dan produksi rumah jajanan keripik buah & masakan tradisional Indonesia, begitu pula desa Sukadana Baru di Lampung Timur. Jumlah areal tanam, produk pangan, dan produk pangan lokal di Desa Sukadana Baru tidak sebanding dengan minimnya saluran penjualan. Sehingga Cap Ajam Djago hadir untuk menjadi partner UMKM dan petani lokal dalam memasarkan produk-produk tersebut. Visi perusahaan adalah menjadi pemasok makanan ringan lokal dan bumbu tradisional terbaik di Indonesia dengan misi memberdayakan UMKM lokal. Cap Ajam Djago fokus pada produk makanan tradisional dan distribusi bahan mentah dari daerah pedesaan. Produk utama Cap Ajam Djago adalah keripik, sambal, dan bumbu bubuk. Namun, sebagai pendatang baru di industri makanan ringan lokal dan bumbu tradisional membuat merk Cap Ajam Djago memiliki kesadaran merk yang rendah dibandingkan kompetitor. Penelitian ini bertujuan untuk mencari strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan kesadaran merk Cap Ajam Djago dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Studi literatur, analisis internal dan eksternal kemudian diterapkan untuk menganalisis kondisi dan posisi perusahaan saat ini. Untuk analisis internal Cap Ajam Djago akan menerapkan Analisis STP, Marketing Mix 4Ps dan Porter’s Value Chain sedangkan untuk analisis eksternal menggunakan Porter’s Five Forces dan Analisis Kompetitor. Data yang sudah terkumpul dari hasil analisis internal dan eksternal tersebut kemudian dianalisis menggunakan Analisis SWOT dan analisis situasi bisnis yang menggunakan metode wawancara mendalam dan kuesioner untuk mengetahui persepsi pasar. Hasil dari analisis internal menunjukkan bahwa kelemahan perusahaan ada pada produk yang mudah ditiru, media sosial tidak terkelola, tidak adanya toko, dan pendatang baru di industri. Hasil dari analisis eksternal menunjukkan bahwa adanya ancaman pada kompetitor baru, ancaman subtitute product yang tinggi, dan kualitas produk dari penyuplai yang tidak konsisten. Hasil dari analisis situasi bisnis menunjukkan dibutuhkannya kampanye makanan sehat dan label asal daerah kurang menarik. Peneliti lalu membuat strategi pemasaran baru bernama Marketing Mix—3Ps yang berisikan 3 indikator pemasaran yaitu Persepsi, Promosi, dan Produk. Implementasi Marketing Mix—3Ps pada perusahaan dimulai dari minggu pertama bulan Oktober 2020 hingga akhir Desember 2020.