digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertanian hidroponik di Indonesia mulai berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan pasar akan sayuran berkualitas. Fenomena tersebut menjadi peluang usaha bisnis produksi sayuran hidroponik yang dikenal memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan bebas pestisida sintetis. Integrasi antara produksi sayuran hidroponik dengan Black Soldier Fly (BSF) berpotensi meningkatkan hasil produksi maupun pendapatan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pengaruh penggunaan nutrisi hidroponik hasil biokonversi sampah organik oleh larva BSF terhadap produktivitas pakcoy hidroponik (Brassica rapa L.), serta membandingkan pendapatan UMKM hidroponik melalui racangan Business Model Canvas (BMC). Penelitian dilakukan sebagai true experiment dengan desain Posttest-Only Control yang memanfaatkan residu cair biokonversi larva BSF (lindi) sebagai campuran nutrisi hidroponik. Nutrisi AB Mix 100% digunakan sebagai kontrol untuk dibandingkan dengan campuran AB Mix:Lindi (60:40). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat basah pakcoy hidroponik yang diberi larutan nutrisi campuran AB Mix:Lindi (60:40) secara statistik tidak berbeda nyata. Walaupun demikian, penggunaan BSF dapat meningkatkan pendapatan pelaku UMKM dengan rancangan BMC dari sistem pertanian hidroponik terintegrasi BSF sebesar 17,52%. Hal tersebut ditunjukkan dengan terjadinya penurunan nilai BEP dari 3.242,20 kg menjadi 3.038,90 kg, serta kenaikan R/C ratio dari 1,55 menjadi 1,68 pada rancangan BMC pertanian hidroponik terintegrasi untuk skala kecil seluas 400 m2 dengan siklus panen kontinyu setiap minggunya.