digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Gas bumi yang cadangannya semakin meningkat memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak terutama untuk keperluan dalam negeri. Penelitian bertujuan untuk menghitung biaya produksi gas bumi dalam nilai sekarang per unit (MCF) dan analisis pola kurva biaya marginal serta perbedaan keekonomian Plan Of Development dan realisasi kegiatan lapangan gas Pagerungan, blok Kangean, daratan dan lepas pantai Jawa Timur. Untuk menganalisis biaya produksi gas bumi digunakan kurva biaya marginal dimana angka biaya marginalnya didapatkan dengan membagi penambahan biaya terhadap penambahan produksi. Keekonomian POD dan realisasi kegiatan dihitung berdasarkan Production Sharing Contract yang telah disepakati antara Pertamina dan Kontraktor. Hasil penelitian terhadap kurva biaya marginal memperlihatkan adanya penurunan yang cukup tajam dari US$ 1,43/MCF menjadi US$ 0,74/MCF dan naik kembali menjadi US$ 0,93/MCF kemudian turun menjadi US$ 0,14/MCF dan naik kembali menjadi US$ 0,81/MCF seiring dengan pencapaian kumulatif produksi sebesar 1,34 triliun kaki kubik. Naik turunnya kurva tersebut karena naik turunnya investasi. Kenaikan kurva yang terakhir diakibatkan karena produksi telah mencapai economic limit. Perbedaan keekonomian POD dan realisasi kegiatan bertumpu pada peningkatan jumlah investasi dari US$ 515,2 juta menjadi US$ 561,836 juta terutama peningkatan biaya pemboran eksplorasi dari US$ 41,2 juta (4 sumur) menjadi US$ 122,4 juta (20 sumur) yang mengurangi penerimaan negara sebesar US$ 70,551 juta dan meningkatkan Cost Recovery sebesar US$ 98,635 juta. Selain adanya peningkatan investasi, perbedaan keekonomian tersebut juga dipengaruhi adanya penurunan produksi gas dari 1,42 triliun kaki kubik menjadi 1,34 triliun kaki kubik. Untuk itu peran pemerintah dan Pertamina dalam pengawasan manajemen kegiatan operasi Kontraktor akan sangat menentukan dalam meminimalkan CR dalam rangka meningkatkan penerimaan negara.