Abstrak :Berdasarkan tiga skenario ramalan pertumbuhan permintaan energi listrik di sistem interkoneksi Jawa-Bali, akan terjadi kekurangan suplai energi listrik (shortage of power) secara serius terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ketiga implikasi ramalan tersebut, yaitu shortage akan terjadi pada tahun 2003 (ramalan pertumbuhan tinggi), tahun 2004 (ramalan pertumbuhan moderat) dan tahun 2005 (ramalan pertumbuhan rendah).
Untuk menghindari kondisi kekurangan suplai seperti tersebut di atas, PT PJB sebagai perusahaan penyedia energi listrik di Indonesia mempunyai rencana untuk melakukan investasi penambahan kapasitas terpasang unit pembangkitnya. Penambahan kapasitas ini terutama untuk mendukung suplai wilayah Jakarta dan sekitarnya. Investasi ini dapat berupa Repowering atau pembangunan unit pembangkit baru (New Plant). Rencana penambahan kapasitas terpasang ini akan dilakukan di PLTU Muara Karang #123.
Sesuai kebijakan perusahaan dalam hal peningkatan efisiensi termal, meminimumkan resiko dampak lingkungan dan kontinuitas suplai bahan bakar primer gas alam, maka investasi tersebut berbasiskan teknologi pembangkit PLTGU (Combined Cycle Power Plant).
Analisis kelayakan suatu investasi bila ditinjau dari aspek finansial akan bergantung pada tingkat pengembalian yang diperoleh. Karena investasi ini berjangka waktu panjang dimana segala sesuatu dapat mengalami perubahan, maka besamya tingkat pengembalian yang akan diperoleh mengandung ketidakpastian dan dapat menimbulkan variabilitas tingkat pengembalian yang akan diperoleh tersebut.
Kriteria keputusan berdasarkan probabilitas tercapainya IRR, standar deviasi, dan koefisien variasi. Sedangkan untuk menganalisis perkiraaan IRR ini digunakan metode simulasi.
Investasi dikatakan layak jika IRR rata-rata hasil simulasi lebih besar dari tingkat bunga minimal yang dipersyaratkan (hurdle rate).
Studi ini telah mengidentifikasikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan resiko investasi yang ditunjukkan oleh CF (capacity factor), harga jual (sales price) dan nilai tukar rupiah terhadap US$ (exchange rate). Dengan membangkitkan bilangan random, proses simulasi pada alternatif investasi Repowering menghasilkan random variates yang kemudian diperoleh IRR on Equity minimal sebesar 15,27% dan maksimal sebesar 27,96% dengan rata-rata sebesar 21,55%, standar deviasi 2,54% dan koefisien variasi sebesar 0,118 dengan peluang keberhasilan memperoleh IRR on Equity diatas minimal sebesar 94,87%. Sedangkan altematif investasi New Plant memberikan gambaran IRR on Equity minimal sebesar 12,07%, maksimum 22,04%, rata-rata sebesar 17,33%, standar deviasi2,10% dan koefisen variasi sebesar 0,121 serta probabilitas keberhasilan memperoleh IRR on Equity diatas minimal sebesar 99,46%.
Hasil analisis diatas menyarankan Repowering sebagai pilihan investasi Mi. Meskipun demikian, Repowering menghasilkan kinerja yang tidak layak dengan peluang 5,13%.
Sebagai tindak lanjut dari studi ini, PLN perlu melakukan kajian perencanaan sistem transmisi 150/500kV Area-I yang mendukung rencana investasi peningkatan kapasitas ini.