digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sabun merupakan garam yang terbentuk dari minyak atau lemak dan alkali. Reaksi pembuatan sabun atau reaksi saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserol sebagai produk samping. Sabun telah digunakan oleh manusia sebagai zat pembersih sejak sebelum masehi. Seiring perkembangan zaman, jenis dan pemanfaatan sabun pun berkembang. Begitu juga dengan ragamnya kebutuhan preferensi pelanggan sehingga sabun yang diproduksi sangat variatif. Salah satunya adalah sabun cair transparan. Sabun cair transparan dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas, serta proses reaksi saponifikasi yang berjalan sempurna. Bahan baku yang digunakan pada penelitian adalah minyak kelapa 72,5% (b/b), minyak nyamplung 20% (b/b), dan minyak kelapa sawit 7,5% (b/b). Pada penelitian ini reaksi saponifikasi berlangsung pada kondisi temperatur 75°C dan pada tekanan atmosfer. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh gliserol dan minyak jarak kepyar pada transparansi sabun cair. Perlakuan pada penelitian adalah penambahan gliserol 5% (b/b), 10% (b/b), 15% (b/b), dan 20% (b/b) diikuti dengan penambahan minyak jarak kepyar 1% (b/b), 2% (b/b), 3% (b/b), dan 5% (b/b) dari berat massa pasta sabun. Analisis yang dilakukan pada sabun cair adalah pengamatan transparansi secara visual pada dua kondisi temperatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kondisi temperatur ruang, seluruh perlakuan penambahan gliserol dan minyak jarak kepyar menghasilkan sabun cair yang transparan. Namun, hasil analisis pada kondisi temperatur 4°C, tidak seluruh perlakuan dapat mempertahankan transparansinya. Transparansi terbaik dihasilkan pada penambahan gliserol 15% (b/b) dan minyak jarak kepyar 3% (b/b) dengan menunjukan transparansi pada kondisi temperatur ruang dan mempertahankan transparansi pada kondisi temperatur 4°C.