digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia cenderung meningkat. Sekitar 30-90% kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan manusia. Faktor risiko yang berpengaruh signifikan terhadap kecelakaan adalah kelelahan. Seseorang yang mengalami kelelahan diduga berisiko sekitar 3 kali lipat untuk mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan yang tidak mengalami kelelahan. Salah satu upaya mencegah kelelahan dalam bekerja adalah dengan pengujian kebugaran kerja (fitness-for-duty test). Pengujian kebugaran kerja ini dilakukan dengan mengelompokkan performansi terukur berdasarkan Karolinska Sleepiness Scale (KSS) lalu mencari hubungan antara faktor-faktor kebugaran kerja dengan performansi tersebut. Faktor-faktor kebugaran kerja diukur dengan menggunakan fitness tracker dan performansi pekerja diukur dengan Psychomotor Vigilance Task (PVT). Performansi dari PVT dikelompokkan berdasarkan KSS kemudian dilakukan analisis diskriminan untuk mendapatkan data PVT yang menggambarkan kondisi seseorang. Lalu analisis regresi linier dilakukan dengan menggunakan data PVT yang didapatkan dan faktor-faktor kebugaran kerja. Dari hasil analisis diskriminan didapatkan data PVT yang dipilih adalah jumlah lapses. Dari hasil analisis regresi linier didapatkan model regresi yang signifikan (p=0,033, R2=0,332) dengan faktor-faktor kebugaran kerja, yaitu durasi tidur, denyut jantung istirahat, Body Mass Index (BMI) dan umur. Pada penelitian ini, faktor yang berpengaruh terhadap kebugaran kerja adalah durasi tidur, denyut jantung istirahat, BMI dan umur. Faktor-faktor tersebut diukur dengan menggunakan fitness tracker. Batas jumlah lapses yang mengelompokkan seseorang di kelompok kantuk atau kelompok tidak kantuk adalah sebanyak 20 lapses.