Latar Belakang: Aktivitas fisik tinggi sering menyebabkan kelelahan otot dan
cedera, sehingga terapi pijat menjadi pilihan pengobatan alternatif. Banyak terapis
bekerja dalam kondisi yang tidak ergonomis, yang dapat menyebabkan kelelahan
otot. Penelitian ini menilai dampak durasi pijat terhadap kelelahan otot terapis
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas layanan. Metode: Penelitian
melibatkan 6 terapis mahasiswa FPOK UPI yang diukur menggunakan surface
electromyography (sEMG), laktat darah, dan handgrip dynamometer pada menit
ke-0, ke-16, dan ke-32. Hasil: Dari data yang dimiliki pada penelitian ini, tidak
memiliki cukup bukti untuk membuktikan bahwa durasi pijat berpengaruh
signifikan terhadap sEMG lengan kanan dan kiri (p-value > 0,05). Namun, durasi
pijat memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kadar laktat darah (p-
value 0,000), terutama antara 0 dan 16 menit serta 0 dan 32 menit. Durasi pijat juga
mempengaruhi power lengan, khususnya pada handgrip endurance kanan dan kiri
serta handgrip strength kiri (p-value 0,000), dengan perbedaan signifikan pada
beberapa variabel waktu. Kesimpulan: Dari data yang dimiliki pada penelitian ini,
tidak memiliki cukup bukti untuk membuktikan bahwa durasi pijat memberikan
pengaruh signifikan terhadap kelelahan otot pada terapis mahasiswa FPOK UPI
Bandung yang dianalisis menggunakan sinyal listrik otot, laktat darah, dan power
lengan (p-value MANOVA Pillai’s Trace 0,147, Wilks’Lambda 0,054).