PT Berau Coal sebagai perusahaan yang bergerak di bidang energi untuk komoditas batubara, berkontribusi dalam penyediaan energi global. Salah satu upaya PT Berau Coal dalam menurunkan intensitas konsumsi energi dan emisi adalah dengan menerapkan konsep 3R limbah oli sebagai pencampur bahan peledak untuk kegiatan peledakan pada proses penambangan. Optimasi pemanfaatan limbah oli ini memberikan manfaat ganda kepada perusahaan yaitu terhadap asepek finansial dalam efisiensi biaya dan aspek lingkungan dalam konteks kepatuhan lingkungan.
Proyek ini telah dilaksanakan sejak tahun 2015. Selama kurun waktu 2015-2020 masih terdapat selisih antara realisasi penggunaan limbah oli sebagai pencampur bahan peledak rata-rata pada komposisi 34%, sementara kapastis fasilitas pengolah limbah oli dan perizinan mampu mengolola limbah oli hingga komposisi 48%. Penelitian ini menghitung selisih yang kemudian didefinisikan sebagai hilangnya peluang yang terjadi pada periode 2015-2020 dan memberikan skenario optimalisasi pemanfaatan limbah oli pada periode 2021-2025 untuk menciptakan dampak yang optimal terhadap efisiensi biaya dan dampak lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Ruang lingkup penelitian dilihat dari aspek finansial dengan pendekatan konsep capital budgeting dan aspek lingkungan melalui pendekatan konsep Proper dan carbon pricing untuk memonetisasi manfaat pengurangan emisi karbon. Data diperoleh dari berbagai sumber antara lain data perusahaan, studi literatur, dan data tersedia di berbagai media publikasi.
Dari hasil pengolahan data, untuk improvement awal (2015-2020) PT Berau Coal telah kehilangan peluang efisiensi biaya sebesar Rp 4,855.56 juta, telah kehilangan peluang dalam menurunkan intesitas konsumsi energi dan emisi sesebesar 79,299.21 GJ dan 981.19 tons CO2eq. Dampak optimalisasi pemanfaatan limbah oli dengan komposisi 50-100% terhadap efisiensi biaya sebesar Rp 11,888.45 juta atau meningkat 176% dari NPV pemanfaatan limbah oli dengan performansi eksisting. Kontribusi pengurangan intensitas konsumsi energi meningkat sebesar 0,19% dari pencapaian pemanfaatan limbah oli dengan performa eksisting atau setara dengan 182,492.67 GJ. Kontribusi penurunan intensitas emisi GRK meningkat sebesar 0,02% dari pencapaian pemanfaatan limbah oli dengan performa eksisting atau setara dengan 2,258.02 ton CO2eq atau setara dengan NPV Rp 398.43 juta. Dampak optimalisasi pemanfaatan limbah oli dengan komposisi 100% terhadap efisiensi biaya sebesar Rp 37,874.40 juta atau meningkat 244% dari NPV pemanfaatan limbah oli dengan performansi eksisting. Kontribusi pengurangan intensitas konsumsi energi meningkat sebesar 0,41% dari pencapaian pemanfaatan limbah oli dengan performa eksisting atau setara dengan 365,280.77 GJ. Kontribusi penurunan intensitas emisi GRK meningkat sebesar 0,04% dari pencapaian pemanfaatan limbah oli dengan performa eksisting atau setara dengan 4,519.69 ton CO2eq atau setara dengan NPV Rp 579.36 juta. Kesimpulannya, optimalisasi pemanfaatan limbah oli dengan komposisi 100% sebagai pengganti bahan bakar minyak sebagai campuran bahan peledak memberikan dampak ganda yang optimal terhadap efisiensi biaya dan menurunkan intensitas konsumsi energi dan emisi.