Kota sebagai arsitektur mengalami proses transformasi dari waktu ke waktu. Urbanisasi dan modernisasi telah menyebabkan dan mempengaruhi transformasi arsitektur kota pada kota-kota di berbagai belahan dunia. Depok, kota yang berada di sisi selatan Jakarta, ibu kota negara Indonesia, dalam lima dekade terakhir mengalami pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat. Perubahan yang signifikan ditandai sejak dibangunnya Perumahan Nasional (Perumnas) Depok pada pertengahan tahun 1970-an dan kehadiran kampus Universitas Indonesia pada tahun 1987. Dalam perkembangannya Depok mengalami transformasi arsitektur kota yang tidak terkendali. Dampaknya terjadi masalah-masalah kualitas arsitektur kota dan lingkungan. Selama ini telah terdapat beberapa penelitian dan diskusi tentang arsitektur kota dan transformasi kota. Belum ditemukan penelitian yang mendalam tentang transformasi arsitektur kota dan
lebih spesifik dengan kasus kota Depok.
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan proses dan pola transformasi arsitektur kota Depok yang terjadi sejak tahun 1970 hingga 2020, menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi transformasi, menjelaskan bagaimana karakter kota yang terbentuk, serta mengungkapkan pengaruh transformasi terhadap kualitas
arsitektur kota Depok. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan multi kasus menggunakan pendekatan tipomorfologi dan sejarah perkembangan kota. Penelitian dilakukan pada empat area penelitian yang merepresentasikan kasus transformasi arsitektur kota Depok, yaitu: Kukusan, Margonda, Perumnas Depok I, dan Depok Lama. Penetapannya berdasarkan pertimbangan transformasi arsitektur kota yang pesat di kawasan sekitar kampus universitas, koridor utama kota, kawasan perumahan pertama di Depok, dan kawasan yang memiliki sejarah peninggalan masa kolonial.
Hasil penelitian menunjukan persamaan dan perbedaan proses dan pola transformasi arsitektur kota di empat lokasi. Kesamaan pola transformasi berupa pemecahan dan penggabungan kaveling, penambahan luas dan lantai bangunan, perubahan bentuk dan tampak bangunan, penambahan bangunan baru, perubahan atau penambahan fungsi/aktivitas, penambahan jalan, serta berkurangnya ruang terbuka. Perbedaan dari keempat lokasi adalah tipologi transformasi dari elemen-elemen arsitektur kotanya di kawasan sekitar kampus universitas, koridor pekerja ulang-alik, kawasan perumahan massal terencana, dan kawasan bernilai sejarah.
Transformasi arsitektur kota Depok merefleksikan dinamika kehidupan masyarakatnya sebagai akibat pengaruh berbagai faktor. Kebijakan pembangunan, ekonomi, sosial, transportasi, sejarah, dan kewilayahan merupakan faktor-faktor utama yang mempengaruhi transformasi arsitektur kota Depok. Proses dan pola transformasi arsitektur kota di empat area penelitian dipengaruhi berbagai faktor
tersebut, baik eksternal dan internal, secara langsung maupun tidak langsung. Kontestasi pemanfaatan ruang yang tidak terkendali telah menimbulkan berbagai konflik dan berimplikasi pada peningkatan luas dan intensitas ruang terbangun, namun di sisi lain terjadi penurunan ruang terbuka secara drastis. Hasil penilaian terhadap perubahan kualitas arsitektur kota Depok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menunjukkan kualitas arsitektur kota Depok yang cukup buruk dengan berbagai permasalahan lingkungan.
Penelitian ini melengkapi diskursus teori tentang arsitektur kota dan menguatkan pendapat bahwa arsitektur kota tidak hanya terkait aspek visual, estetika kota, atau sebagai kritik terhadap arsitektur modern, namun telah berkembang dipengaruhi berbagai faktor kehidupan kota seperti politik, ekonomi, sosial, sejarah, transportasi, dan kewilayahan, yang saling terkait dan saling berpengaruh. Salah
satu atau beberapa faktor dapat memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap proses dan pola transformasi arsitektur kota, dan juga berpengaruh terhadap karakter dan kualitas arsitektur kota serta lingkungannya.