digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Divisi Toyota Training Center pada PT Toyota Astra Motor bertugas untuk memastikan kualitas sumber daya manusia dealer Toyota dalam menjawab kebutuhan pasar. Berbagai tantangan yang muncul, seperti angka turnover pegawai dealer yang tinggi, mengindikasikan bahwa intervensi yang harus dilakukan oleh TTC sudah mencakup ranah manajemen pengetahuan. Kompleksitas lingkungan kerja dealer akibat perbedaan posisi, wilayah, dan generasi pekerja berimplikasi bahwa TTC harus memerhatikan kebutuhan setiap kelompok untuk memastikan efektivitas intervensi manajemen pengetahuan yang dirancang. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, ditetapkan tujuan utama penelitian yaitu untuk merancang intervensi manajemen pengetahuan pada dealer Toyota Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan mixed methods. Analisis kuantitatif, menggunakan metode partial least squared structural equation modeling (PLSSEM), dilakukan untuk mengidentifikasi faktor pendorong efektivitas manajemen pengetahuan serta menentukan prioritas perbaikan. Model untuk analisis kuantitatif dikembangkan menggunakan acuan literatur terdahulu. Dihipotesiskan terdapat tiga faktor utama pendorong efektivitas manajemen pengetahuan, yaitu: Kapabilitas Infrastruktur, Kapabilitas Proses, dan Dukungan Level Manajemen dan Organisasi. Analisis kualitatif dilakukan untuk menggali kebutuhan dealer secara lebih mendalam terkait perbaikan yang akan dirancang. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa prioritas utama perbaikan adalah terkait Kapabilitas Proses terkhususnya pada proses akuisisi pengetahuan tacit. Untuk itu dirancang dua rekomendasi utama, yaitu perancangan communities of practice (CoP) digital sebagai sarana akuisisi dan berbagi pengetahuan dealer dan penerapan prinsip business-process oriented knowledge management (BPOKM) untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan serta menstrukturkan konten dalam aplikasi pembelajaran yang dimiliki TTC.