Deteksi dini kadar glukosa dalam darah merupakan salah satu langkah penting dalam
pencegahan penyakit diabetes. Biosensor menawarkan sebuah metode pendeteksian
penyakit yang lebih simpel, cepat, dan akurat dibandingkan dengan metode laboratorium
konvensional yang biasa dilakukan. Pada penelitian ini, magnetit (Fe3O4) dikompositkan
dengan grafena (Gr) dan digunakan sebagai material biosensor pendeteksi glukosa nonenzimatik
dengan prinsip surface plasmon resonance (SPR). Pemilihan material Fe3O4
didasarkan pada sifatnya yang biokompatibel dan anti-toksin, serta dikenal sangat efektif
dalam mengimobilisasi biomolekul. Grafena memiliki luas permukaan spesifik yang
besar, sehingga dapat mengabsorpsi sejumlah biomolekul dan menjadi tempat
terbentuknya Fe3O4, sehingga dapat mengurangi penggumpalan nanopartikel Fe3O4.
Selain itu, grafena memiliki nilai konduktivitas listrik tinggi yang berguna untuk menaikkan
respon SPR.
Beberapa sampel komposit berhasil di sintesis menggunakan metode iradiasi ultrasonik
pada temperatur ruang dengan memvariasikan perbandingan konsentrasi Grdan Fe3O4.
Pemberian gelombang ultrasonik merupakan salah satu cara untuk mencegah
penggumpalan partikel Fe3O4, sehingga dihasilkan ukuran partikel Fe3O4 yang lebih kecil.
Pada penelitian ini, Fe3O4 yang digunakan disintesis dari pasir besi dengan
menggunakan metode kopresipitasi ultrasonik. Komposit yang dihasilkan memiliki
kristalinitas dan kemurnian yang baik dengan nanopartikel Fe3O4 menempel pada
permukaan Gr. Semakin besar konsentrasi Fe3O4, maka semakin besar pula jumlah dan
ukuran nanopartikel Fe3O4 yang dihasilkan, sehingga puncak difraksi XRD Fe3O4
semakin jelas terdeteksi, menutupi puncak difraksi Gr.
Chip emas komersial dengan ketebalan 50 nm dimodifikasi dengan komposit yang telah
disintesis dengan cara mendeposisi variasi komposisi komposit tersebut pada
permukaan chip emas menggunakan spin coater. Pengujian respon surface plasmon
resonance (SPR) dilakukan menggunakan mode slope measurement yang mendeteksi
perubahan intensitas kurva SPR secara real-time. Hasil pengukuran memperlihatkan
chip yang dimodifikasi memberikan respon SPr lebih baik dibandingkan chip emas yang
tidak dimodifikasi. Respon SPR paling optimal ditunjukkan oleh sampel G1F3 dengan
perubahan respon unit SPR sebesar 18,2 r.u untuk target 5 mM glukosa.
Glukosa merupakan senyawa dalam darah yang akan berpotensi menjadi diabetes jika
kadarnya melebihi ambang batas (5 mM). Material sensor yang telah disintesis dapat
mengenali glukosa dengan baik meskipun tanpa enzim tambahan sebagai pengikat
glukosa. Variasi konsentrasi glukosa diuji menggunakan sampel optimal G1F3. Interaksi
permukaan biosensor dengan glukosa meningkat seiring dengan bertambahnya
konsentrasi glukosa dari 0,1 s.d. 10 mM dengan sensitivitas 7,3639 r.u/mM dan batas
terendah deteksi (limit of detection – LOD) 0,08 mM. Biosensor menunjukkan respon
selektivitas yang tinggi terhadap glukosa, dengan senyawa urea dan dopamine sebagai
pembandingnya, sehingga sangat menjanjikan untuk diaplikasikan sebagai pendeteksi
dini diabetes.