Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat mengalami percepatan perkembangan, ditinjau dari segi fisik, manusia, dan kegiatannya. Karakteristik demografi dan arus globalisasi yang kuat memengaruhi kecenderungan budaya masyarakat Kota Bandung, terutama di kalangan anak mudanya. Untuk mengimbangi hal ini, diperlukan sarana untuk mengedukasi masyarakat perihal seni dan budaya kotanya, sekaligus untuk mempraktikkan dan mengapresiasi seni dan budaya tersebut. Selain itu, sarana yang dimaksud juga perlu memfasilitasi interaksi antar masyarakat kota, agar tercipta ruang kota yang hidup dan relevan. Seluruh kebutuhan ini dipenuhi dengan perancangan Pusat Seni dan Budaya Kota Bandung.
Proyek Pusat Seni dan Budaya Kota Bandung berlokasi di Jalan Pahlawan No. 70, Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Fungsi utama yang diakomodasi oleh proyek ini adalah auditorium pertunjukan dengan kapasitas 600 penonton, galeri, workshop, kelas dan studio latihan. Jenis kesenian yang diwadahi pada proyek ini adalah tradisional dan modern. Isu utama yang diangkat dalam perancangan ini antara lain ekspresi, edukasi, interaksi, dan representasi visual. Dari isu yang didapat, dirumuskan konsep utama dari proyek ini, yaitu Cultural Synthesis (sintesis kebudayaan) yang diartikan sebagai dua hal, yaitu proses dan percampuran. Konsep ini selanjutnya dituangkan ke dalam aspek gubahan bentuk, organisasi ruang, sirkulasi, zonasi, dan rancangan tapak. Bangunan merupakan massa tunggal berbentuk memutar dengan innercourt di bagian tengahnya serta ruang hijau di sekelilingnya, terdiri dari 4 lantai dengan luas total ±6900 m2. Bangunan ini menerapkan esensi Art Deco dalam karakter visualnya sebagai bentuk penghormatan terhadap identitas dan citra yang telah melekat dengan arsitektur Kota Bandung