digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak :Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk melakukan analisis kelayakan pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (crude palm oil) dan inti sawit. Diharapkan tulisan ini bermanfaat sebagai acuan bagi pihak pemilik dan manajemen Koperasi Perkebunan Mitra Persada dalam pengambilan keputusan pelaksanaan proyek tersebut. Analisis kelayakan yang dilakukan meliputi 3 aspek pembahasan, yaitu aspek pemasaran, aspek teknis dan aspek keuangan. Titik berat pembahasan ada pada aspek keuangan dengan dua pokok masalah, yaitu investment decision dan financing decision. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap proyeksi permintaan dan suplai CPO dan PKO (minyak inti sawit) dunia diperoleh kesimpulan bahwa permintaan masih Iebih besar daripada suplai. Dengan harga jual produk yang relatif sama dengan pesaing serta sudah adanya penyerapan pasar yang pasti (captive market) maka, dari segi aspek pemasaran dapat disimpulkan bahwa proyek ini Iayak dilaksanakan. Penelaahan aspek teknis menunjukkan kesimpulan berikut : ? Lokasi perusahaan sangat menunjang pendirian pabrik karena ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pabrik dan sudah terciptanya hubungan sosial yang balk dengan penduduk sekitar. ? Kebutuhan bahan baku berupa TBS dengan standar mutu yang diinginkan akan mudah diperoleh karena kebutuhan masih jauh Iebih kecil dari suplai dengan perbandingan 1 : 6. ? Proses produksi pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan inti sawit relatif sederhana. Dengan adanya pengalaman menjalankan pabrik lama, ditambah dengan rencana program pelatihan karyawan maka diyakini bahwa pabrik baru yang akan didirikan bisa dikelola dengan balk sehingga menghasilkan produk sesuai standar pasar. ? Dengan mengumpulkan Iimbah sisa di lubang yang dibuat jauh dari permukiman penduduk maka Iimbah tersebut tidak akan menggangu kehidupan masyarakat sekitar. Berdasarkan 4 point tersebut dari aspek teknis dapat disimpulkan proyek layak dilaksanakan. Langkah analisis investasi memberikan hash sebagai berikut : ? Ketiga skenario permodalan memberikan nilai ekspektasi IRR yang lebih besar dari WACC (biaya kapital proyek). ? Ekspektasi NPV yang positif untuk semua skenario ? Lama pengembalian proyek rata-rata 2 tahun Untuk lebih jelasnya, hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Skenario 1 Skenario 2 Skenario3 Ekspektasi Equity 20 % Equity 30 % Equity 50 % Debt 80 % Debt 70 % Debt 50 % WACC 18.90% 19.48% 20.43% IRR 51.75% 53.5% 57.00% NPV (ribu ) Rp 2.190.321 Rp 2.245.347 Rp 2.358.229 DPBP(tahun) 2.03 1.98 1.89 PBP(tahun _ ) T~ 1.51 1.47 1.40 Berdasarkan 3 point di atas ditinjau dari aspek ekonomi proyek Iayak dilaksanakan. Dari analisis pendanaan disimpulkan bahwa skenario 1, struktur modal 20 % modal sendiri dan 80 % pinjaman adalah sruktur modal optimal karena menghasilkan ROE yang paling besar setiap tahunnya. Secara keseluruhan dapat disimpulkan proyek ini layak dilaksanakan.