digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fahmi Widiarto
Terbatas Sandy Nugraha
» ITB

Industri penerbangan menyumbangkan buangan gas karbon yang signifikan dibanding industri lainnya. Salah satu usaha yang dapat membantu industri penerbangan membatasi buangan karbonnya adalah dengan merancang infrastruktur darat yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan usaha tersebut, Kementerian Perhubungan RI berencana untuk merancang terminal penumpang baru di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Perancangan tersebut juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bandara, agar tetap relevan dengan tuntutan industri penerbangan di masa depan. Menggunakan konsep Perantara Wana dan Angkasa, proses rancangan menghasilkan sebuah terminal penumpang bandara seluas 14.550 m2 yang tersebar dalam empat lantai bangunan. Terminal dipersiapkan untuk menampung hingga 1,5 juta penumpang per tahun, dengan empat pintu keberangkatan, 12 meja pelaporan, 3 jalur pemeriksaan, dan 3 konveyor bagasi. Perancangan terminal ini mengedepankan interpretasi Wana, atau hutan, sebagai identitas utama masyarakat setempat ke dalam perancangan. Dengan menginterpretasikan nilai-nilai fisik dan kultural dari hutan hujan, dihasilkan bangunan yang mampu menunjukkan identitas kawasan Kotawaringin Barat, memiliki performa dan ketahanan tinggi dalam pemenuhan kualitas pelayanan, dan juga mampu berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan melalui pemenuhan standar bangunan hijau EDGE