Pertamina EP merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina (Persero) untuk kegiatan hulu migas. Sebagai kontraktor migas di bawah pengawasan SKK Migas, Pertamina EP menjalankan kegiatan eksplorasi, eksploitasi, serta monetisasi minyak dan gas bumi. Dalam lima tahun terakhir, data menunjukkan bahwa laba bersih perusahaan cenderung mengalami penurunan. Selain itu kegiatan eksploitasi perusahaan lebih banyak untuk lapangan minyak dibandingkan dengan gas padahal jika dilihat dari pendapatan perusahaan, pendapatan gas hanya sedikit berbeda jika dibandingkan dengan pendapatan minyak. Saat ini Pertamina EP memiliki beberapa struktur gas yang berstatus proven namun belum dimonetisasi, yaitu: MRP, SGT, SGU, HGE, PJD dan BMH, SWI, CBU dan BTA. Kemudian fokus penelitian dipersempit lagi hanya untuk struktur yang berada di wilayah Region II, yaitu MRP, SGT, SGU, HGE PJD terkait dengan defisit gas yang diperkirakan akan terjadi di Region II. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana posisi perusahaan dalam industry gas di Indonesia dan menghitung keekonomian tujuh struktur dimaksud. Penelitian dilakukan dengan menganalisa faktor eksternal dan internal yang dapat memengaruhi perusahaan menggunakan metode Porter’s Five Forces untuk analisa eksternal, dan metode VRIO untuk analisa internal. Hasil analisa internal dan eksternal kemudian dikombinasikan menggunakan metode SWOT dan Diamond Strategy. Perhitungan keekonomian dengan berbagai skenario dilakukan dengan mempertimbangkan indikator keekonomian seperti cashflow, NPV, IRR serta sensitivitas NPV. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa seluruh skenario memberikan indikasi bahwa struktur gas yang dianalisa dapat memberikan nilai lebih bagi Pertamina EP.
Perpustakaan Digital ITB