digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kontribusi pembangunan nasional dari third sector yang dibingkai oleh agama sudah lumrah ditemukan di Indonesia, salahsatu fenomena tersebut berasal dari gerakan filantropi. Banyaknya lembaga filantropi yang sudah cukup masif gerakannya memiliki potensi besar untuk memberi kebermanfaatan di masyarakat luas memberikan optimisme dalam agenda pembangunan Pendidikan melalui kemitraan. Namun fenomena filantropi ini juga tidak terlepas dari permasalahan lembaga pengelola zakat, seperti masalah penyelewengan dana ZISKAF, lembaga zakat yang terbengkalai, dan baru-baru ini banyaknya ditemukan lembaga pengelola zakat yang tidak berizin. Dilansir dari website resmi Kementrian Agama, terdapat 108 lembaga pengelola zakat tidak berizin, adanya penelusuran perizinan terhadap lembaga pengelola zakat ini diawali dengan kasus penyelewengan dana dari lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang merupakan salahsatu lembaga filantropi besar di Indonesia. Permasalahan dari lembaga zakat yang hadir ditengah masyarakat mendorong lembaga filantropi lainnya untuk lebih optimal dalam menjaga kepercayaan publik melalui tatakelola lembaga yang akuntabel. Tujuan peneltian ini, penulis akan mengkaji apa saja faktor kritis kesuksesan atau Critical Success Factors (CSFs) dari lembaga filantropi Rumah Amal Salman sebagai studi kasus penelitian melalui metode kualitatif berdasarkan framework penelitian CSFs oleh Caralli (2004) sehingga faktor kesuksesan dan poin permasalahan yang perlu diatasi dalam tatakelola lembaga filantropi sejenis dapat lebih fokus dan terarah penanganannya. Hasilnya, terdapat 8 faktor dari lingkup internal berupa; (1)kepercayaan publik (2)kompetensi SDM (3)penetapan misi pribadi terhadap misi utama lembaga (4)social impact program (5)inovasi program donasi (6)tata kelola kelembagaan dan komunikasi internal (7)kepemimpinan (8)regenerasi. Selanjutnya terdapat 2 faktor dari lingkup eksternal berupa; (1)kondisi ekonomi masyarakat (2)isu ditengah masyarakat. Penelitian menggunakan konsep Critical Success Factors (CSFs) untuk lembaga filantropi Islam di Idonesia masih terbilang baru, sehingga konseptual model hasil kajian literatur pada studi ini dapat dirujuk sebagai framework dasar untuk penelitian sejenis di lembaga lain.