digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Feminisme adalah gerakan global yang bertujuan untuk mencapai hak & pembebasan perempuan dengan berbagai cara. Mesir dan Indonesia secara historis memiliki kesamaan dalam hal feminisme, sehingga memiliki kesamaan identifikasi antara laki- laki dan perempuan yang dikaitkan dengan fluktuasi gagasan melakukan gender dalam konteks sosial budaya dan agama. Gerakan perempuan di kedua negara dipengaruhi oleh dua elemen; pertama, karakter organisasi perempuan, baik itu cabang dari organisasi laki-laki yang sudah ada, sepenuhnya mandiri atau semi-otonom, isu-isu penting yang muncul dalam gerakan, serta strategi untuk menghadapinya; dan kedua, faktor pengaruh intervensi pemerintah terhadap gerakan perempuan yang terwakili oleh perempuan di segala bidang. Seni adalah metode yang sangat fasih digunakan untuk menampilkan gerakan feminis di berbagai masyarakat dan dekade. Oleh karena itu, gerakan seni feminis muncul sebagai hasil dari partisipasi politik seniman aktivis perempuan dalam gerakan feminis dengan membuat karya visual dan tulisan. Seniman feminis menggunakan seni pertunjukan sebagai media utama untuk mempertanyakan masalah dominasi patriarki dalam seni dan kehidupan pribadi mereka. Terinspirasi oleh gerakan seni feminis dalam kaitannya dengan pengalaman pribadi saya sebagai perempuan yang dibesarkan di negara-negara Muslim dan pindah ke ii Indonesia, tesis ini mengeksplorasi pemahaman sejarah seni pertunjukan dalam kaitannya dengan perspektif feminis dalam rangka membuat proyek seni akhir saya " Lingkaran Satan". Lingkaran Satan mempertanyakan isu gender tentang identitas dan agama. Oleh karena itu, saya menggunakan kerangka teori interseksionalitas untuk menganalisis bagaimana seorang seniman feminis kontemporer menggali potensi politik isu gender dalam karya performance.