Sebagai daerah yang dirancang menjadi Kawasan Agrowisata, Kawasan Walini harus memiliki gerbang pariwisata yang baik. Kawasan Walini dirancang berbasis Transit Oriented Development. Maka dari itu perlu adanya perancangan Stasiun Kereta Cepat Walini sebagai gerbang pariwisata agar dapat memberikan ikon sebagai Agrowisata Walini.
PT. KCIC bersama PTPN VIII, Jasa Marga, Wijaya Karya dan PT. KAI berencana untuk membuat Stasiun Kereta Cepat Walini agar dapat menjadi pusat kegiatan di Kawasan Walini. Isu utama dalam proyek ini adalah bangunan hemat energi, dan bangunan sebagai gerbang pariwisata. Proyek perancangan Stasiun Walini ini direncanakan dapat menampung 89.000 penumpang per hari pada tahun 2030 mendatang dengan fasilitas lain seperti retail, restoran, taman di dalam stasiun serta plaza ruang terbuka.
Konsep besar yang yang diusung pada proyek ini adalah “Eco Hub” dan “Gerbang Pariwisata” yang bertujuan untuk menjadikan Stasiun Walini sebagai gerbang kawasan agrowisata di Kawasan Walini dan sekitarnya. Stasiun ini nantinya akan dapat digunakan untuk media promosi pariwisata. Pendekatan yang akan digunakan yakni bangunan zero net energy yang harus mempertimbangkan bukaan pada bangunan agar dapat memaksimalkan cahaya matahari, dan fasad yang mengurangi paparan sinar matahari langsung. Pengembangan ini diharapkan dapat memenuhi harapan dari pemrakarsa proyek pada khususnya serta masyarakat Kawasan Walini pada umumnya.