digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan Pasar Sekanak merupakan salah satu kawasan lama bersejarah yang menjadi cikal bakal pertumbuhan Kota Palembang. Kawasan yang hidup bermula dari kegiatan perekonomian ini identik dengan bangunan-bangunan tua peninggalan sejarah. Akan tetapi, meningkatnya persaingan antar kawasan membuat banyak pedagang di kawasan bersejarah ini mengungsi ke kawasan lain yang lebih diminati pengunjung sehingga banyak pula ruko dan los pasar yang tutup serta tidak terawat lagi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan rekomendasi strategi pengembangan heritage tourism yang dapat dilakukan di Kawasan Pasar Sekanak Kota Palembang. Alih-alih pelestarian dan pengembangan kawasan bersejarah, heritage tourism yang merupakan pariwisata berbasis sejarah dan budaya, diharapkan mampu menarik minat kunjungan dan menghidupkan kembali kawasan ini dengan konsep yang mendukung identitas Kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Sejalan dengan beberapa program pemerintah seperti program strategis Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2020-2024 terkait Cultural Heritage Regeneration yang salah satu lokasi pengembangannya di Kota Palembang, kemudian pengembangan prioritas kawasan pariwisata dalam RTRW Provinsi Sumatera Selatan 2012-2032 yang salah satunya merupakan Kota Pusaka Palembang, program-program tersebut juga didukung dengan adanya Peraturan Wali Kota Palembang Nomor 48 Tahun 2015 tentang Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Palembang, dimana Kawasan Pasar Sekanak menjadi salah satunya. Adapun lokasi penelitian tidak hanya diperuntukan perdagangan dan jasa namun juga pemukiman penduduk, sehingga dalam merumuskan rekomendasi strategi pengembangan memerlukan persepsi dan preferensi masyarakat lokal sebagai bahan pertimbangan. Dengan demikian, metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif, dimana analisis persepsi dan preferensi masyarakat lokal dilakukan melalui hasil kuisioner yang dideskripsikan. Untuk pengumpulan data, dilakukan terhadap data primer maupun sekunder, yangmana data primer didapat melalui hasil observasi, wawancara, penyebaran kuisioner kepada masyarakat lokal, serta dokumentasi. Sedangkan data sekunder didapat melalui tinjauan literatur, baik itu teori maupun peraturan-peraturan terkait kawasan penelitian dan cagar budaya. Dalam menganalisis data-data yang ada, digunakan teknik seperti analisis deskriptif, distribusi frekuensi serta corsstabulationiii sederhana yang dilakukan terhadap hasil kuisioner. Analisis ini dilakukan berdasarkan sasaran penelitian sehingga meliputi; (1) Analisis deskriptif dan distribusi frekuensi terhadap potensi heritage, (2) Analisis deskriptif terhadap sense of place kawasan pasar tradisional, (3) Analisis deskriptif dan tabulasi silang terhadap beberapa komponen penting heritage tourism yang terdapat di kawasan penelitian, dan (4) Analisis deskriptif dan juga crosstabulation dalam merumuskan rekomendasi strategi pengembangan heritage tourism di kawasan penelitian. Hasil dari penelitian kali ini berupa rekomendasi strategi pengembangan heritage tourism yang meliputi pengembangan daya tarik pusaka, penyediaan fasilitas pendukung pariwisata pusaka, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal, peningkatan sense of place Kawasan Pasar Sekanak, dan pengembangan aksesibilitas pariwisata. Untuk pengembangan atraksi wisata pusaka difokuskan lagi pada beberapa komponen seperti pelestarian, atraksi wisata serta culture experience. Penyediaan fasilitas pendukung pariwisata pusaka yang sebaiknya diperhatikan adalah meliputi informasi dan interpretasi, street furniture, kebersihan, akomodasi, parkir, keuangan hingga pusat oleh-oleh. Kemudian untuk peningkatan SDM lokal, tidak hanya pada kuantitas namun juga kualitiasnya sehingga perlu meliputi pengetahuan dan edukasi serta pemberdayaan masyarakat lokal. Peningkatan sense of place Kawasan Pasar Sekanak pada dasarnya diharapkan dapat mengangkat kearifan lokal sehingga menciptakan atmosfer khas yang berbeda dari kawasan lainnya. Selanjutnya, pengembangan aksesibilitas pariwisata dapat dikategorikan melalui dua, yaitu jalur darat dan jalur air, yangmana selain penataan juga diperlukan pembentukan transportasi wisata tradisional dan pangkalannya.