ABSTRAK Fajar F S Kartasasmita
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Fajar F S Kartasasmita
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Fajar F S Kartasasmita
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Fajar F S Kartasasmita
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Fajar F S Kartasasmita
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Fajar F S Kartasasmita
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
DAFTAR Fajar F S Kartasasmita
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
2020 TA PP FAJAR F. S. KARTASASMITA_LAMPIRAN.pdf?
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
2020 TA PP FAJAR F. S. KARTASASMITA_JURNAL.pdf
]
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Heterotopia dalam car-free day muncul seiring dengan hadirnya utopia berupa
konsep yang mendasarinya. Pada pendekatan heterotopologi, kemunculan
heterotopia tersebut meniscayakan adanya hubungan antara penggunaan ruang carfree day dan pemaknaan terhadapnya. Penggunaan ruang car-free day berlangsung
dalam suatu proses produksi ruang ketiga atas perpaduan ruang pertama berupa
ruang keseharian dalam masyarakat dan ruang kedua berupa konsep car-free day itu
sendiri. Hal tersebut kemudian bermuara pada terkonstruksinya sense of place
sebagai wujud pemaknaan ruang. Relevansi car-free day dalam tataran penggunaan
ruang pun menjadi penting untuk ditinjau, terutama pada keterkaitannya terhadap
keberterimaan masyarakat yang terwujud dalam pemaknaan terhadapnya. Pasalnya,
car-free day yang tidak kunjung efektif mewujudkan tujuannya sejatinya hanya
menjadi ekskalasi ruang terbuka publik baru yang seakan mengamini legitimasi yang
dimunculkan untuk menutupi keterbatasan ruang terbuka publik. Di sisi lain, produksi
ruang ketiga kerap diiringi dengan fenomena kontestasi ruang. Fenomena ini
diindikasikan berimplikasi terhadap keberterimaan masyarakat akan citra ruang
terbuka publik yang terbentuk. Oleh karenanya, dilakukan studi mengenai determinasi
pengaruh produksi ruang ketiga di kawasan car-free day terhadap konstruksi sense of
place pada media sosial twitter sebagai saluran komunikasi yang relevan dan
representatif. Adapun dalam operasionalisasinya, studi dilakukan dengan metode
deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa
produksi ruang ketiga dapat berlangsung dengan baik. Keberlangsungan produksi
ruang yang baik tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap sense of place yang
juga terkonstruksi dengan baik. Dengan demikian, keberterimaan yang baik dari
masyarakat terhadap citra ruang terbuka publik dalam penyelanggaraan car-free day
akan terbentuk seiring dengan semakin relevannya ruang yang dibentuk masyarakat
terhadap konsep car-free day itu sendiri.