digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Budidaya ikan mas adalah salah satu budidaya yang paling diminati karena permintaan yang tinggi. Permintaan pasar yang tinggi tidak membuat sektor budidaya ikan mas terlepas dari masalah. Permasalahan yang sering muncul adalah kualitas pakan yang berpengaruh pada produksi biomassa dan lingkungan. Pakan BSF adalah salah satu pakan alternatif yang dapat dipilih sebagai pakan pengganti. Kandungan protein yang tinggi, harga yang relatif terjangkau, dan dampak minim pada lingkungan menjadikan pakan BSF sebagai pakan alternatif yang berkualitas. Kandungan protein pada pakan BSF sebesar 37% dengan kadar lemak berkisar 5%, membuat pakan BSF digemari. Penggunaan pakan BSF sebagai pakan alternatif membuat kondisi lingkungan tumbuh budidaya berubah karena faktor pakan yang memiliki kandungan berbeda dari pakan komersial. Perubahan lingkungan dapat memengaruhi produktivitas, aktivitas, dan metabolisme ikan. Beberapa parameter yang harus diperhatikan adalah limbah air budidaya yang berasal dari sisa pakan yang tidak termakan dan residu seperti feses. Kedua substrat tersebut apabila dibiarkan akan bereaksi dengan air dan udara, kemudian akan berubah menjadi senyawa polutan yang bersifat toksik yang dapat mengganggu pertumbuhan ikan bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu upaya penanggulangannya adalah dengan memanfaatkan limbah tersebut menjadi nutrisi yang dapat diserap tanaman. Sistem ini dinamakan akuaponik dengan tanaman sebagai agen biofilternya. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pengaruh aplikasi biofilter pada sistem akuaponik terhadap kualitas air dan pertumbuhan benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) dengan pemberian pakan pasta Black Soldier Fly (BSF). Perlakuan dalam penelitian ini meliputi kontrol, biofilter dengan sawi putih dan biofilter dengan selada keriting. Hasilnya adalah, laju pertumbuhan berat ikan yang paling tinggi adalah perlakuan dengan menggunakan biofilter selada keriting yaitu sebesar 0,64 gram per minggu. Kualitas air terbaik dengan konsentrasi ammoniak terendah adalah penggunaan biofilter selada keriting sebesar 1,0049 ppm, kualitas air terbaik dengan konsentrasi nitrit terendah adalah selada keriting dengan konsentrasi nitrit sebesar 0,0040 ppm, dan kualitas air dengan konsentrasi nitrat terbaik adalah sawi putih dengan konsentrasi nitrat sebesar 39,891 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biofilter dengan menggunakan selada keriting dan sawi putih berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan mas dan kualitas air.