Pemecahan trigliserida menjadi asam lemak dapat dilakukan dengan memanfaatkan
enzim lipase dari getah kemboja. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, enzim lipase
memerlukan kondisi lingkungan, seperti pH dan temperatur, yang spesifik. Penelitian ini
mempelajari pengaruh konsentrasi dan jenis bufer terhadap aktivitas enzim lipase dari
getah kemboja. Aktivitas enzim lipase dianalisis dengan pengukuran persen hidrolisis
produk melalui analisis angka asam. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas tertinggi
enzim lipase dicapai oleh bufer amoniak salmiak pada konsentrasi 0,5 M. Pada
konsentrasi 0,5 M aktivitas enzim mencapai 79,153%. Nilai ini sangat bagus karena ratarata
aktivitas maksimum enzim lipase adalah 80%. Persentase ini menunjukkan jumlah
trigliserida yang berhasil terhidrolisis menjadi asam lemak. Perbedaan jenis bufer yang
digunakan dapat mempengaruhi aktivitas enzim lipase. Bufer yang bertipe chaotropik
sebaiknya dihindari karena dapat menginhibisi enzim lipase. Sifat chaotropik suatu bufer
dapat diketahui melalui deret Hofmeister. Produk asam lemak yang dihasilkan merupakan
bahan baku bagi proses lain. Dengan mengoptimalkan kondisi reaksi lipolisis, asam
lemak dapat diperoleh dalam jumlah yang lebih banyak dan metode yang lebih murah.
Salah satu proses yang menggunakan asam lemak sebagai bahan baku adalah proses
pembuatan sabun logam. Dengan hasil penelitian ini diharapkan produksi asam lemak
untuk pembuatan sabun logam menghasilkan produk yang lebih banyak dengan metode
yang lebih mudah.