PT Meprofarm adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi obat-obatan.
Sebagai perusahaan manufaktur, PT Meprofarm juga menjalankan fungsi rantai
pasok. Namun masih ditemukan adanya masalah pada rantai pasok, seperti pada
tahun 2019 terdapat 143 transaksi obat dengan order fulfillment yang terlambat.
Masalah tersebut dipicu dengan adanya beragam risiko yang terjadi pada sistem
rantai pasok, sehingga penelitian ini akan mencoba membuat usulan manajemen
risiko. Selain itu akan dibuat matriks key risk indikator yang dapat membantu PT
Meprofarm dalam memantau risiko-risiko yang telah teridentifikasi.
Kerangka kerja yang digunakan adalah kerangka kerja manajemen risiko menurut
Project Management Institute dan pembuatan matriks KRI menurut COSO.
Penelitian dimulai dengan proses perencanaan risiko terkait lingkup dan metode
dalam manajemen risiko. Berikutnya dilakukan identifikasi seluruh kemungkinan
risiko yang akan terjadi. Kemudian dilakukan analisis risiko, yaitu menilai level
risiko ke dalam lima nilai, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan
ekstrem. Kemudian perencanaan tanggapan risiko yang dilakukan terhadap risikorisiko bernilai tinggi. Terakhir adalah kontrol dan pemantauan risiko. Guna
memudahkan dalam proses pemantauan risiko, digunakan matriks key risk
indicator (KRI), yang dapat memberikan sinyal awal apabila terjadi perubahan
paparan risiko.
Hasil penelitian menunjukkan tercatat ada 64 risiko yang teridentifikasi pada
sistem rantai pasok di PT Meprofarm. Dari 64 risiko tersebut, tercatat ada 4 risiko
bernilai sangat rendah, 30 risiko bernilai rendah, 26 risiko bernilai sedang, dan 4
risiko bernilai tinggi. Kemudian dilakukan perencanaan tanggapan terhadap 4
risiko bernilai tinggi. Langkah terakhir adalah kontrol dan pemantauan risiko.
Dilakukan pembuatan matriks KRI, yang berisikan indikator dan ambang batas
nilai, yang dapat mempermudah perusahaan dalam pemantauan dan kontol
terhadap 4 risiko bernilai tinggi tersebut.