Meningkatnya aktivitas urban, mengakibatkan semakin tingginya konsentrasi polutan di udara
yang memperburuk kesehatan manusia, salah satunya melalui inhalasi. Studi epidemiologi dengan
pendekatan cross-sectional ini bertujuan untuk menentukan besar besar paparan PM2,5 pada anakanak sekolah dasar di Kota Bandung, menentukan identifikasi risiko bahaya kesehatan akibat
pajanan PM2,5 terhadap anak-anak sekolah dasar di Kota Bandung, serta melakukan evaluasi
hubungan paparan PM2,5 terhadap penurunan fungsi paru-paru pada anak-anak di Kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan untuk mengevaluasi asupan dan
risiko toksikologi dari PM2,5 pada siswa sekolah dasar di Kota Bandung. Berdasarkan penelitian
ini, diketahui masing-masing anak memiliki paparan individu atas PM2,5 yang berbeda-beda.
Adapun rata-rata pajanan PM2,5 tertinggi adalah di Sekolah B yaitu sebesar 166,4 ± 77,2 µg/m3
,
yang kemudian diikuti oleh Sekolah Csebesar 156,8 ± 115,8 µg/m3
, dan Sekolah A yaitu sebesar
95,6 ± 46,7 µg/m3
. Intake rata-rata tertinggi terdapat pada Sekolah C yaitu 0,0088 mg/kg/hari,
diikuti oleh Sekolah B memiliki rata-rata Intake 0,0080 mg/kg/hari, dan Sekolah A dengan nilai
0,0043 mg/kg/hari. Dalam penelitian ini diketahui bahwa beberapa anak menunjukkan risiko yang
tidak aman (RQ>1). Pajanan PM2,5 ditemukan berkorelasi negatif dengan fungsi paru yang lebih
buruk, serta tidak terdapat korelasi antara status perokok pasif dengan hasil uji fungsi paru. Studi
ini mengungkap bahwa tingkat PM2,5 yang mengkhawatirkan di sekolah dasar di Bandung,
menunjukkan konsekuensi kesehatan utama seperti gangguan fungsi paru-paru pada anak-anak