digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP RIZKI AMELLIA_LAMPIRAN.pdf ]
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

DAFTAR Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP RIZKI AMELLIA_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Fenomena perubahan iklim merupakan salah satu ancaman bagi kehidupan umat manusia karena dampaknya yang berpotensi mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat. Masyarakat adat termasuk diantara mereka yang paling merasakan dampak tersebut, karena mata pencaharian dan lokasi mereka yang bergantung pada lingkungan yang sensitif terhadap kondisi iklim, serta kebiasaan leluhur yang masih dipertahankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerentanan dan strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat adat Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya. Daerah ini termasuk wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim di Indonesia, khususnya perubahan curah hujan dan cuaca ekstrim, yang berakibat terjadinya banjir dan tanah longsor. Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara, dan penyebaran kuisioner terhadap seluruh populasi. Sedangkan, pengumpulan artikel ilmiah dan laporan institusi digunakan untuk melengkapi kajian. Metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Perhitungan kerentanan dilakukan dengan metode skoring dan pembobotan dari empat kategori, yaitu sosial kependudukan, ekonomi, infrastruktur fisik, dan pengetahuan masyarakat, serta 34 indikator dengan tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kerentanan masyarakat adat Kampung Naga termasuk pada level sedang (0,352). Kerentanan tertinggi diperoleh dari kategori pengetahuan masyarakat (0,416), dan kerentanan terendah diperoleh dari kategori sosial kependudukan (0,291). Hal ini menunjukkan bahwa walaupun mereka memiliki pengetahuan minim terkait fenomena perubahan iklim, namun kebiasaan mereka dari aspek sosial kependudukan telah meningkatkan ketahanan mereka terhadap dampak yang terjadi. Temuan ini didukung dari hasil observasi dan wawancara, dimana dalam upaya pengurangan dampak perubahan iklim, masyarakat adat Kampung Naga telah melakukan strategi adaptasi dengan memanfaatkan modal alam dan aset, serta modal sosial yang dimiliki secara maksimal. Hasil ini bermanfaat dalam pembangunan wilayah berkelanjutan dan masukan strategi adaptasi untuk untuk daerah lain.