
ABSTRAK Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP RIZKI AMELLIA_LAMPIRAN.pdf
]
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

DAFTAR Rizki Amellia
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP RIZKI AMELLIA_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Fenomena perubahan iklim merupakan salah satu ancaman bagi kehidupan umat
manusia karena dampaknya yang berpotensi mempengaruhi kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Masyarakat adat termasuk diantara mereka yang paling merasakan
dampak tersebut, karena mata pencaharian dan lokasi mereka yang bergantung pada
lingkungan yang sensitif terhadap kondisi iklim, serta kebiasaan leluhur yang masih
dipertahankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerentanan dan strategi
adaptasi yang dilakukan masyarakat adat Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya.
Daerah ini termasuk wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim
di Indonesia, khususnya perubahan curah hujan dan cuaca ekstrim, yang berakibat
terjadinya banjir dan tanah longsor. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
observasi lapangan, wawancara, dan penyebaran kuisioner terhadap seluruh
populasi. Sedangkan, pengumpulan artikel ilmiah dan laporan institusi digunakan
untuk melengkapi kajian. Metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif
digunakan dalam penelitian ini. Perhitungan kerentanan dilakukan dengan metode
skoring dan pembobotan dari empat kategori, yaitu sosial kependudukan, ekonomi,
infrastruktur fisik, dan pengetahuan masyarakat, serta 34 indikator dengan tiga
tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat
kerentanan masyarakat adat Kampung Naga termasuk pada level sedang (0,352).
Kerentanan tertinggi diperoleh dari kategori pengetahuan masyarakat (0,416), dan
kerentanan terendah diperoleh dari kategori sosial kependudukan (0,291). Hal ini
menunjukkan bahwa walaupun mereka memiliki pengetahuan minim terkait fenomena
perubahan iklim, namun kebiasaan mereka dari aspek sosial kependudukan telah
meningkatkan ketahanan mereka terhadap dampak yang terjadi. Temuan ini didukung
dari hasil observasi dan wawancara, dimana dalam upaya pengurangan dampak
perubahan iklim, masyarakat adat Kampung Naga telah melakukan strategi adaptasi
dengan memanfaatkan modal alam dan aset, serta modal sosial yang dimiliki secara
maksimal. Hasil ini bermanfaat dalam pembangunan wilayah berkelanjutan dan
masukan strategi adaptasi untuk untuk daerah lain.