Karena meningkatnya kekhawatiran tentang kecukupan jangka panjang dari sumber
energi yang tidak terbarukan, pemanfaatan sumber energi baru terbarukan (EBT)
dalam sistem tenaga meningkat secara signifikan. Namun, karena sebagian besar
EBT bersifat intermiten, penggunaan sistem penyimpanan energi penting untuk
mengimbangi intermiten EBT dan mendukung penetrasi EBT yang lebih tinggi.
Selain penggunaan umum untuk mengkompensasi intermiten EBT, sistem
penyimpanan energi juga dapat digunakan untuk penggunaan yang lebih spesifik,
seperti untuk peak shaving selama beban puncak dalam sistem. Dengan
memanfaatkan sistem penyimpanan energi, energi berlebih yang terdapat saat
beban luar puncak dapat disimpan ke sistem penyimpanan energi kemudian, energi
tersebut digunakan selama beban puncak. Dengan demikian, sistem penyimpanan
energi bisa menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dari pembangkit
konvensional, seperti PLTMG, sehingga mengurangi penggunaan sumber energi
yang tidak terbarukan. Dalam tulisan ini, penggunaan sistem penyimpanan energi
berupa baterai atau biasa disebut dengan battery energy storage system (BESS)
untuk regulasi frekuensi dan tujuan peak shaving pada sistem Sulawesi Selatan.
Dari hasil yang diperoleh, BESS dapat melakukan kedua fungsi tersebut dengan
baik di sistem Sulawesi Selatan dan dengan demikian, bisa menjadi pengganti untuk
pemasangan pengganti sumber energi konvensional pada saat beban puncak di
masa depan pada sistem kelistrikan.