Pulau Bunyu, yang terletak di Kalimantan Utara, Indonesia, mengalami peningkatan kebutuhan energi yang didorong oleh pertumbuhan sektor industri. Sistem energi yang ada saat ini, yang bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), menghadapi tantangan keberlanjutan. Penelitian ini mengevaluasi potensi integrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan Battery Energy Storage Systems (BESS) sebagai Solusi energi yang lebih ramah lingkungan. Pendekatan perhitungan cepat digunakan untuk menganalisis kelayakan sistem hibrid ini, yang kemudian diverifikasi melalui simulasi. Sistem yang diusulkan mencakup PLTS berkapasitas 26,6 MWp, penyimpanan baterai sebesar 70,4 MWh, dan inverter 25,3 MW. Meskipun Levelized Cost of Electricity (LCOE) yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan sistem saat ini, manfaat jangka Panjang seperti pengurangan konsumsi bahan bakar fosil, emisi yang lebih rendah, dan keandalan energi yang lebih baik, menjadikan sistem ini solusi yang menjanjikan. Penelitian ini juga merekomendasikan penghapusan PLTD secara bertahap, menggantinya dengan kombinasi PLTMG dan PLTS+BESS untuk meningkatkan keandalan energi di Pulau ini. Pendekatan ini dapat menjadi modul bagi integrasi energi terbarukan di wilayah terpencil lainnya di Indonesia.