digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BATAN sebagai lembaga pemerintah non-kementrian yang bertugas untuk melakukan riset terkait dengan pengembangan teknologi nuklir di Indonesia mendapatkan mandat untuk turut serta bekontribusi dalam mengatasi krisis energy dengan mengusulkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yang sampai saat ini sudah masuk dalam tahap konsiderasi. Namun upaya tersebut masih terbentur dengan peraturan pemerintah No. 79 tahun 2014 yang menyatakan bahwa teknologi nuklir adalah prioritas terakhir bagi pemerintah untuk dibangun dan dikembangkan sehingga rencana dan pengembangan teknologi nuklir di Indonesia masih stagnan dan belum ada tindak lanjut yang pasti dari pemerintah. Dengan demikian, peran BATAN sebagai lembaga yang bertanggung jawab tentang pengembangan teknologi nuklir untuk energy inipun menjadi sangat politis dan minim kolaborasi antara pemangku kepentingan dan public secara keseluruhan. Perlu adanya produk kebijakan yang sesuai, menuntut BATAN untuk mengembangkan stigma positif dari teknologi nuklir ini melalui kampanye-kampanye yang mereka lakukan. Dalam hal ini BATAN memfokuskan kampanye mereka dengan mengedepankan teknologi nuklir sebagai bukan hanya untuk energy tapi untuk kesejahteraan rakyat. Persiapan riset yang komprhensif sudah dilakukan oleh BATAN namun kembali, penerimaan publik-politik menjadi penting dalam hal ini karena pengembangan riset nuklir terutama untuk pembangunan PLTN adalah kesepakatan bersama untuk Indonesia. Sebelum perumusan strategi, perlu dilakukan analisis lingkungan external dan internal untuk menentukan factor strategis yang berpengaruh terhadap pengembangan PLTN di Indonesia. Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan menggunakan analisa PESTEL untuk menentukan peluang dan ancamann terhadap perkembangan PLTN yang dapat memenuhi kebutuhan listrik nasional di masa yang akan datang. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan menggunakan analisi Resource-Based View untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap kondisi strategis BATAN sebagai lembaga. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal tersebut, disusun altrenatif strategi dengan menggunakan analisa SWOT dan TOWS matrix sehingga dapat ditemukan skema komunikasi yang terintegrasi untuk menghasilkan komitmen bersama antar-lembaga di pemerintah yang diharapkan dapat mendukung PLTN untuk direalisasikan sebagai energy baru dan terbrarukan. Berdasarkan hasil perumusan strategi, untuk meningkatkan kemungkinan dalam pembangunan PLTN di Indonesia perlu adanya komunikasi dan koordinasi yang terjalin antar semua lembaga yang terlibat dalam proyek PLTN ini. Elemen masyarakat di sisi lain, memiliki fungsi yang sama untuk dapat diberikan pemahaman yang sama terkait teknologi nuklir ini baik dari segi keamanan, manfaat, dan effisiensi untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Rencana implementasi dari perumusan strategi disusun dlam jangka waktu 12 tahun dari mulai tahap kampanye energi nuklir yang efektif, sampai kepada komunikasi antar lembaga hingga perumusan dan persiapan terhadap negosiasi pembangunan proyek PLTN.