Jembatan adalah infrastruktur yang mengalami beban yang bersifat dinamis dan
berulang. Efek dari sifat beban ini pada elemen jembatan khususnya elemen baja
pada jembatan rangka baja adalah terjadinya siklus tegangan kemudian relaksasi
secara berulang seiring kendaraan melintas selama masa layan jembatan, yang dapat
berakibat pada kegagalan fatik. Jembatan rangka baja yang direncanakan
berdasarkan standar pembebanan jembatan AASHTO LRFD Bridge Design
Spesification 2012 dimana kondisi fatik ini dapat dievaluasi terhadap tahanan fatik
nominal selama masa layan. Tujuan dari penulisan ini adalah mengevaluasi umur
fatik struktur jembatan rangka baja standar Bina Marga kelas A dan B terhadap
akumulasi kendaraan proyeksi hasil pengukuran beban kendaraan bergerak (WIM)
yang dilaksanakan di 2 (dua) lokasi, yaitu Jembatan Pawiro Baru B dan Jembatan
Pawiro Baru A, di ruas Jalan Nasional Batang-Kendal, Pantura Jawa Tengah Tahun
2017 serta Jalan Tol Jakarta – Tangerang Tahun 2016. Evaluasi ini dilakukan dengan
analisis struktur terhadap beban kendaraan bergerak WIM dengan luaran rentang
tegangan dan siklus kejadiannya, dan kemudian dibandingkan dengan kurva siklus
rentang tegangan/stress range cycles-number curve (S-N curve) tahanan fatik
nominalnya. Metode evaluasi fatik dengan metode S-N curve ini mengacu pada
standar SNI dan AASHTO.
Hasil evaluasi umur fatik menggunakan beban WIM di kedua lokasi menunjukkan
bahwa dalam masa layan 75 tahun, jembatan rangka baja standar Bina Marga kelas A
dan B ini masih memiliki beban fatik nominal pada S-N curve yang belum
melampaui tahanan fatik nominalnya, sehingga kerusakan akibat fatik tidak terjadi
selama umur layan.