Paradigma baru sektor kehutanan memandang sumber daya hutan
mempunyai potensi multi fungsi yang dapat memberikan manfaat ekonomi,
lingkungan dan sosial bagi kesejahteraan umat manusia. Manfaat tersebut bukan
hanya dari Hasil Hutan Kayu (HHK) tetapi juga dari Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) dan jasa lingkungan, yang memberikan sumbangan 80 % dibandingkan
dengan HHK. Paradigma ini menyadarkan kita bahwa produk HHBK merupakan
salah satu sumber daya hutan yang memiliki nilai dan manfaat, paling
bersinggungan dengan masyarakat sekitar hutan serta dapat memberikan dampak
pada peningkatan penghasilan masyarakat sekitar hutan dan memberikan
kontribusi yang berarti bagi penambahan devisa negara. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa HHBK memberikan kontribusi bagi pendapatan rumah
tangga. Dengan demikian pengambilan HHBK merupakan salah satu strategi mata
pencaharian utama bagi masyarakat miskin pedesaan terutama bagi masyarakat
yang tidak memiliki lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
strategi pengelolaan HHBK yang berkelanjutan bagi perekonomian dan
kelestarian hutan di wilayah KPHP Unit II JBA.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah KPHP Unit II JBA Kabupaten
Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Metode pengambilan data
primer dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner, wawancara
mendalam dan observasi lapangan. Analisis data dilakukan secara kuantitatif
untuk perhitungan nilai ekonomi HHBK, analisis deskriptif kualitatif untuk
menjelaskan hasil wawancara, dan didukung hasil observasi. Hasil pengolahan
data tersebut dianalisis kembali dengan menggunakan pendekatan analisis
Sustainable Livelihoods.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap 53 narasumber,
HHBK yang berhasil diidentifikasi adalah sebanyak 29 jenis, dengan 8 jenis
HHBK yang didapatkan dari alam dan 21 jenis HHBK yang dibudidayakan oleh
masyarakat. Dari 29 jenis HHBK tersebut, sebanyak 23 jenis yang sudah
menghasilkan. HHBK tersebut dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obatobatan, konstruksi bangunan, kerajinan, dan sebagai bahan baku industri. HHBK
yang menghasilkan, memiliki total Nilai Ekonomi sebesar Rp. 943.920.000,-
/tahun. HHBK berkontribusi sebesar ± 36,53 % dari total pendapatan narasumber
bulan, dan berkontribusi sebesar 7,67 % - 90 % bagi masing-masing narasumber.ii
Sementara itu, HHBK memiliki potensi menyumbang PSDH sebesar Rp.
21.217.350,-/tahun. Strategi Pengelolaan HHBK yang berkelanjutan bagi
perekonomian dan kelestarian hutan di wilayah KPHP Unit II JBA antara lain,
strategi berbasis sumber daya alam yang terdiri dari strategi intensifikasi,
ekstensifikasi, dan diversifikasi kegiatan, pemanfatan lahan serta produk; dan
strategi berbasis non sumber daya alam, yang terdiri dari pemberdayaan
masyarakat, pembiayaan, serta pemasaran dalam skema kemitraan kehutanan,
Perhutanan Sosial.