digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Upaya perusahaan kontraktor mencapai kinerja yang baik selalu diiringi dengan risiko. Untuk meminimalisir risiko atau ketidakpastian, perusahaan kontraktor menerapkan manajemen risiko pada perusahaannya. Seiring perkembangan dan cara pandang mengelola risiko sudah semakin kompleks muncul istilah baru yakni Integrated Risk Management atau Enterprise Risk Management (ERM) yang mengidentifikasi risiko perusahaan yang dialami dan menentukan respon yang tepat sesuai dengan risk appetite dan tujuan perusahaan.. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana perusahaan kontraktor menerapkan prinsip-prinsip dan proses manajemen risiko serta mengetahui faktor faktor yang mempengaruhinya dengan melakukan studi kasus terhadap 23 Kontraktor Kualifikasi Besar dan 11 Kontraktor Kualifikasi Menengah dengan menggunakan indikator yang sudah ditentukan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan ERM telah dijalankan secara optimal, dengan prinsip dan proses yang telah terintegrasi dalam proses bisnis pada perusahaan kontraktor besar BUMN. Untuk perusahaan kontraktor besar BUMS dan kontraktor menengah prinsip-prinsip sudah dijalankan namun masih diperlukan sistem pengawasan terhadap implementasi ERM, disertai pelatihan dan perbaikan secara periodik. Faktor pengalaman mengimplementasikan Enterprise Risk Management dan kualifikasi perusahaan berpengaruh terhadap tingkat kematangan ERM. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk nilai kematangan ERM perusahaan kontraktor yang mengadopsi ISO 31000 dan yang tidak mengadopsi ISO 31000. Selain itu, ERM pada perusahaan kontraktor menengah dihambat oleh faktor kurangnya proses pelatihan ERM dan kualitas data yang diterima rendah merupakan hambatan pada kontraktor besar. Namun, terdapat manfaat yang paling tinggi dirasakan oleh perusahaan kontraktor yaitu, peningkatan kinerja keuangan secara keseluruhan. Nilai kematangan ERM berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan kontraktor, mulai dari nilai kematangan ERM 0,3.